Tidak ada istilah "isi" dan "kulit" dalam Islam, karena semua yang terkandung didalamnya adalah"isi".
Dalam masyarakat kita sering ada olok-olokan"ngaji kulit" bagi
seseorang yang menuntut ilmu Alquran dan hadist, menurut si
pengolok-olok ngaji model ini tekstual, hanya memahami ayat atau hadist
dari apa yang tertuang(tersurat), padahal menurut mereka ngaji yang
benar lebih banyak makna yang tersirat. Dengan demikian mereka
menganggap seseorang yang hanya berpegang teguh pada Alquran dan Hadist
niscaya akan tersesat. Tentu ini anggapan bathil karena bertentangan
dengan perkataan Rasulullah yang menyerukan agar umat muslim berpegang
teguh pada Alquran dan As sunnah agar tidak tersesat, sedangkan
menyelisihi keduanya adalah jalan kesesatan.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat
selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah
Rasul-Nya. (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi,
Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam
At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13).
Dikutip dr dauroh Ustadz Maududi Abdullah Lc.
No comments:
Post a Comment