Oleh Siswo Kusyudhanto
Kalau sedang mental down sering ingat-ingat nasehat dari Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah, beliau sering memberikan semangat kepada jama'ah agar menjadi Muslim yang kuat dan taham banting terhadap keadaan, beliau sering mengatakan, "jangan sampai seorang Muslim bermental kerupuk", atau jenis gorengan semacamnya.
Mungkin bagi sebagian orang hal ini adalah celoteh atau candaan semata, namun didalamnya menurut saya terkandung filosofi yang sangat dalam.
Semisal ungkapan "Jangan bermental kerupuk", seperti kita ketahui jenis makanan kerupuk yang dijual atau ada dirumah selalu disimpan didalam kaleng atau dalam kantong plastik yang kedap udara, hal ini dilakukan tujuannya agar tidak mudah masuk angin atau melempem sehingga tidak dapat lagi dikonsumsi. Tentu ini menunjukkan betapa rapuhnya kerupuk, jangankan terkena air atau bahkan badai, dengan udara atau angin saja cukup membuat dirinya rusak dan tidak berguna lagi.
Mungkin bagi sebagian orang hal ini adalah celoteh atau candaan semata, namun didalamnya menurut saya terkandung filosofi yang sangat dalam.
Semisal ungkapan "Jangan bermental kerupuk", seperti kita ketahui jenis makanan kerupuk yang dijual atau ada dirumah selalu disimpan didalam kaleng atau dalam kantong plastik yang kedap udara, hal ini dilakukan tujuannya agar tidak mudah masuk angin atau melempem sehingga tidak dapat lagi dikonsumsi. Tentu ini menunjukkan betapa rapuhnya kerupuk, jangankan terkena air atau bahkan badai, dengan udara atau angin saja cukup membuat dirinya rusak dan tidak berguna lagi.
Bayangnya saja jika seorang Muslim bersifat seperti kerupuk, apa jadinya agama Islam ini?, pasti Islam hancur, karena para pemeluknya belum diapa-apain, baru kena udara diluar, belum terkena cobaan apapun sudah masuk angin atau melempem?.
Waallahua'lam.
Waallahua'lam.
Maka jadilah Muslim yang kuat, tetap tegar dan tahan banting meskipun menghadapi badai cobaan, insyaallah.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ ، اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا يَـنْـفَـعُـكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـزْ ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَـيْءٌ فَـلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِـّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَـذَا ، وَلَـكِنْ قُلْ: قَـدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْـتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , beliau berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allâh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini telah ditakdirkan Allâh, dan Allâh berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.
TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2664); Ahmad (II/366, 370); Ibnu Mâjah (no. 79, 4168); an-Nasâ-i dalam Amalul Yaum wal Lailah (no. 626, 627); at-Thahawi dalam Syarh Musykilil Aatsâr (no. 259, 260, 262); Ibnu Abi Ashim dalam Kitab as-Sunnah (no. 356).
Dishahihkan oleh Syaikh al-Bani rahimahullah dalam Hidâyatur Ruwât ila Takhrîji Ahâdîtsil Mashâbîh wal Misykât (no. 5228).
Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2664); Ahmad (II/366, 370); Ibnu Mâjah (no. 79, 4168); an-Nasâ-i dalam Amalul Yaum wal Lailah (no. 626, 627); at-Thahawi dalam Syarh Musykilil Aatsâr (no. 259, 260, 262); Ibnu Abi Ashim dalam Kitab as-Sunnah (no. 356).
Dishahihkan oleh Syaikh al-Bani rahimahullah dalam Hidâyatur Ruwât ila Takhrîji Ahâdîtsil Mashâbîh wal Misykât (no. 5228).
Sumber referensi "Muslim yang kuat lebih Dicintai oleh Allah Subhanahuwata'ala", karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas di almanhaj.or id
No comments:
Post a Comment