Oleh Siswo Kusyudhanto
Disebuah sesi tanya jawab kajian yang menghadirkan dua ustadz sekaligus yakni Ustadz DR. Syafiq Reza Basalamah dan Ustadz Abu Yahya Badrussallam, oleh moderator banyak pertanyaan dari jamaah yang sudah ditulis diatas kertas disodorkan kepada Ustadz Syafiq dan sangat sedikit pertanyaan diajukan moderator kepada Ustadz Badru, lalu Ustadz Syafiq bertanya kepada moderator, "kenapa banyak sekali pertanyaan kepada saya?', moderator berkata, "karena Ustadz Syafiq yang Doktor, maka pertanyaan kepada Ustadz Syafiq yang lebih banyak", dan Ustadz Syafiq berkata," MasyaAllah, Ustadz Badru sudah berdakwah dahulu daripada saya, ketika saya belum lulus-lulus dari Universitas Islam Madinah, Ustadz Badru sudah lulus dahulu daripada saya, maka disini menunjukkan Ustadz Badru adalah air sementara saya adalah debu".
Perkataan ini menunjukkan betapa tawadhu'nya Ustadz Syafiq, karena dalam perkara wudhu jika ada air maka kita akan menggunakan air dalam berwudhu', dan ketika air tidak ada maka debu digunakan untuk wudhu' dengan cara tayammum, MasyaAllah, semoga mampu meneladani beliau dalam perkara tawadhu', insyaAllah.
Disebuah sesi tanya jawab kajian yang menghadirkan dua ustadz sekaligus yakni Ustadz DR. Syafiq Reza Basalamah dan Ustadz Abu Yahya Badrussallam, oleh moderator banyak pertanyaan dari jamaah yang sudah ditulis diatas kertas disodorkan kepada Ustadz Syafiq dan sangat sedikit pertanyaan diajukan moderator kepada Ustadz Badru, lalu Ustadz Syafiq bertanya kepada moderator, "kenapa banyak sekali pertanyaan kepada saya?', moderator berkata, "karena Ustadz Syafiq yang Doktor, maka pertanyaan kepada Ustadz Syafiq yang lebih banyak", dan Ustadz Syafiq berkata," MasyaAllah, Ustadz Badru sudah berdakwah dahulu daripada saya, ketika saya belum lulus-lulus dari Universitas Islam Madinah, Ustadz Badru sudah lulus dahulu daripada saya, maka disini menunjukkan Ustadz Badru adalah air sementara saya adalah debu".
Perkataan ini menunjukkan betapa tawadhu'nya Ustadz Syafiq, karena dalam perkara wudhu jika ada air maka kita akan menggunakan air dalam berwudhu', dan ketika air tidak ada maka debu digunakan untuk wudhu' dengan cara tayammum, MasyaAllah, semoga mampu meneladani beliau dalam perkara tawadhu', insyaAllah.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
“Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah diri) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim no. 2588). Yang dimaksudkan di sini, Allah akan meninggikan derajatnya di dunia maupun di akhirat. Di dunia, orang akan menganggapnya mulia, Allah pun akan memuliakan dirinya di tengah-tengah manusia, dan kedudukannya akhirnya semakin mulia. Sedangkan di akhirat, Allah akan memberinya pahala dan meninggikan derajatnya karena sifat tawadhu’nya di dunia (Lihat Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 16: 142)
Sumber referensi " Hiasi diri dengan sikap Tawadhu'", karya Ustadz Muhammad Abduh Tausikal Msc. di muslim.or.id
No comments:
Post a Comment