Oleh Siswo Kusyudhanto
Suatu hari pernah kami selesai shalat isya' berjamaah kemudian datang rombongan sekeluarga ke masjid kami dan melakukan shalat isya' secara sendiri-sendiri, salah satunya ada kakek tua umur sekitar 70an tahun, namun ketika melakukan shalat isya' sendiri dia menguatkan bacaannya sehingga kami mendengar apa yang dibaca dalam shalat, mulai rakaat pertama yang dibaca adalah cuma surat Alfatihah dan Surat Al Ikhlas, tanpa doa i'ftitah, kami yang mendengar tentu agak heran.
Dan orang yang mendengar bacaan si kakek pasti akan menyimpulkan bahwa dia hanya hafal dua surat itu saja, mengingat yang dibacanya cuma itu, tiba-tiba kami merasa kasihan kepada nya.
Dan orang yang mendengar bacaan si kakek pasti akan menyimpulkan bahwa dia hanya hafal dua surat itu saja, mengingat yang dibacanya cuma itu, tiba-tiba kami merasa kasihan kepada nya.
Jadi teringat kepada kajian seorang ustadz, beliau mengatakan, kelak kita akan ditanya "Apa Kitabmu?", Jawaban pertanyaan ini bukan seperti ketika kita menjawab saat ujian di SMP atau SMA yang tergantung dari hafalan kita akan materi pelajaran yang ditanyakan, dan jika kita tidak tau jawabannya kita dapat mengetahui dari cara menyontek.
Pertanyaan "Apa Kitabmu?, Kelak yang menjawab adalah amalan kita, bagaimana pengetahuan kita terhadap Al-Qur'an, berapa banyak kita membacanya, memahaminya, dan juga mengamalkannya.
Maka sungguh memprihatinkan jika ada seorang yang mengaku beragama Islam suatu hari meninggal dunia, sementara yang dibawa mati hanya beberapa surat pendek, hanya kul-dan-kul, itupun tidak tau makna yang terkandung didalamnya dan tidak tau bagaimana mengamalkan surat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kemungkinan dia akan sangat sulit menjawab pertanyaan "Apa Kitabmu?.
Maka untuk kita mudah menjawab pertanyaan tersebut penuhi kewajiban kita membaca Al-Qur'an, memahami maknanya dan berusaha mengamalkan dalam kehidupan kita . Penuhi hak Al-Qur'an pada diri kita,
Waalahua'lam.
Kemungkinan dia akan sangat sulit menjawab pertanyaan "Apa Kitabmu?.
Maka untuk kita mudah menjawab pertanyaan tersebut penuhi kewajiban kita membaca Al-Qur'an, memahami maknanya dan berusaha mengamalkan dalam kehidupan kita . Penuhi hak Al-Qur'an pada diri kita,
Waalahua'lam.
Allah Azza wa Jalla berfirman,
وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَىٰ عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qur`ân) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. [al-A’râf/7:52].
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qur`ân) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri”. [an-Nahl/16:89]
Sumber Referensi, "Petunjuk terbaik hanya dari Al-Qur'an", karya Ustadz Abu Ashim bin Musthafa di almanhaj.or id
No comments:
Post a Comment