Oleh Siswo kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Syafiq Reza Basalamah menceritakan kisah beliau ketika berkunjung kesebuah pulau terpencil, saking terpencilnya pulau itu sampai listrik tidak ada, namun ada perkampungan dan juga sebuah masjid kecil dimana diadakan shalat fardhu secara rutin, menurut beliau jika masuk isya' dan subuh karena tidak ada listrik dan menggunakan penerangan seadanya akhirnya ketika masuk dua waktu shalat itu sampai tidak kenal wajah disamping dan kirinya ketika shalat berjamaah.
Dalam keadaan demikian hanya orang-orang yang berharap ridho Allah Azza Wa Jalla saja yang mampu datang ke masjid itu untuk melakukan shalat isya' dan subuh, banyak keikhlasan di hati mereka, karena untuk datang juga butuh perjuangan sampai masjid karena gelap, dan sampai di masjid tidak akan diperhatikan orang wajahnya karena gelap sehingga wajah mereka tidak ada yang mengenalinya.
Sementara keadaan demikian bagi orang-orang munafik untuk shalat isya' dan subuh tentu sangat berat, karena sampai ke masjid saja perlu perjuangan, sesampai disana jika mengikuti shalat fardhu juga tidak ada yang mengenali mereka sebagai orang yang tertib dalam melaksanakan shalat fardhu, bagi mereka hal demikian merugikan mereka, tidak ada manfaat sama sekali, karena mereka perlu dinilai baik oleh orang lain.
Waalahua'lam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا في العَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوَاً
“Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada shala Isya’ dan shalat Shubuh, tentu mereka akan mendatanginya sambil merangkak.” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 437)
Juga dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari no. 657).
Ibnu Hajar mengatakan bahwa semua shalat itu berat bagi orang munafik sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى
“Dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas” (QS. At Taubah: 54). Akan tetapi, shalat ‘Isya dan shalat Shubuh lebih berat bagi orang munafik karena rasa malas yang menyebabkan enggan melakukannya. Karena shalat ‘Isya adalah waktu di mana orang-orang bersitirahat, sedangkan waktu Shubuh adalah waktu nikmatnya tidur. (Fathul Bari, 2: 141).
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Orang munafik itu shalat dalam keadaan riya’ dan sum’ah (ingin dilihat dan didengar orang lain). Di masa silam shala Shubuh dan shalat ‘Isya’ tersebut dilakukan dalam keadaan gelap sehingga mereka -orang munafik- tidak menghadirinya. Mereka enggan menghadiri kedua shalat tersebut. Namun untuk shalat lainnya, yaitu shalat Zhuhur, ‘Ashar dan Maghrib, mereka tetap hadir karena jama’ah yang lain melihat mereka. Dan mereka kala itu cari muka dengan amalan shalat mereka tersebut. Mereka hanyalah sedikit berdzikir kepada Allah. Di masa silam belum ada lampu listrik seperti saat ini. Sehingga menghadiri dua shalat itu terasa berat karena mereka tidak bisa memamerkan amalan mereka. Alasan lainnya karena shalat ‘Isya itu waktu istirahat, sedangkan shalat Shubuh waktu lelapnya tidur.” (Syarh Riyadhis Sholihin, 5: 82).
Sumber Referensi "shalat-shubuh-dan-shalat-isya-paling-berat-bagi-orang-munafik., " karya Ustadz Muhammad Abduhy Tausikal di rumoysho.co
No comments:
Post a Comment