Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada teman yang sangat rajin menyusun mushaf dan buku di rak Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru, tiap selesai shalat fardhu berjamaah dia selalu sibuk merapikan Mushaf dan buku yang disusun tidak semestinya, yang paling sering di keluhkan banyak orang tidak mengetahui bahwa dalam meletakkan Mushaf Al-Qur'an seharusnya paling atas dari buku atau kitab selain Mushaf. Saya sampaikan bahwa mungkin banyak orang belum mengetahui adab yang satu ini.
Berikut kisah bagaimana adab meletakkan Al-Qur'an harusnya paling diatas,
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bercerita, Ada beberapa orang dari Yahudi mengundang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk datang ke Quf (nama suatu lembah di Madinah). Lalu beliau mendatangi mereka di Baitul Midras (tempat belajar Yahudi). Mereka mengatakan, ‘Wahai Abul Qosim, ada lelaki di antara kami yang berzina dengan wanita. Tolong berikan putusan hukum untuk kami. Merekapun membawakan kursi untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau duduk. Lalu beliau bersabda, “Bawakan Taurat kepadaku.” Lalu mereka membawakan Taurat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung mengambil kursinya dan beliau letakkan Taurat di kursi itu. Beliau bersabda, “Aku beriman kepadamu dan kepada Dzat yang menurunkanmu.” Kemudian beliau bersabda, “Panggil orang yang paling ngerti Taurat di antara kalian!” Lalu datanglah seorang pemuda. Hingga akhir kisah, kedua yahudi yang berzina tadi mereka dirajam. (HR. Abu Daud 4451 dan dihasankan al-Albani)
Dalam pembahasan ini, menjadi titik poin dari hadis di atas adalah sikap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau meletakkan Taurat. Beliau letakkan kitab suci itu di atas kursi, bukan di lantai. Yang ini menunjukkan bagaimana penghormatan beliau terhadap kitab Allah, termasuk Taurat.
Dan semua upaya memuliakan Al Quran adalah kewajiban. Memuliakan dalam arti melindungi Al Quran dari kondisi dihinakan. An-Nawawi mengatakan, “Ulama sepakat wajibnya menjaga mushaf Al Quran dan memuliakannya.” (al-Majmu’, 2/71).
Artinya, jangan sampai Al Quran yang mulia ini kita letakkan di sembarang tempat seperti di lantai, karena kemungkinan besar Ia akan terinjak atau dilangkahkan oleh orang yang sedang berjalan. Jika ingin menyimpannya di tumpukan buku, maka taruhlah ia di posisi paling atas, agar tidak tertumpuk buku lainnya. Ini merupakan salah satu adab sebagai tanda bahwa kita telah memuliakan Kalam Allah subhanahu wa ta’ala.
Sumber Referensi,"Perhatikan ini adab meletakkan Al-Qur'an", karya Muhammad Nashir, di web suara muslim.
No comments:
Post a Comment