Oleh Siswo Kusyudhanto
Dapat cerita lucu soal wahabi dari seorang teman yang sudah kenal dakwah Sunnah. Dulu ketika pertama sering duduk di kajian Sunnah bertempat di Masjid Raudhatul Jannah Pekanbaru ada temannya melarang untuk datang ke masjid ini, alasannya ini masjid paham wahabi, dan wahabi itu sesat.
Mendengar pernyataan temannya sang teman ini menjawab, "saya kok gak lihat ada tulisan Kantor Wahabi Cabang Pekanbaru di masjid itu?, dan kalau tau sesatnya dimana yaa?, selama saya ngaji disitu malah merasa diajak kepada kebaikan, untuk tidak merokok, tidak mendengarkan musik, tidak demo, tidak melawan pemerintah, tidak terlibat amalan syirik dan bid'ah dan seterusnya, lalu sesatnya dimana?. "
Yang ditanya langsung terdiam dan bingung.
Mendengar pernyataan temannya sang teman ini menjawab, "saya kok gak lihat ada tulisan Kantor Wahabi Cabang Pekanbaru di masjid itu?, dan kalau tau sesatnya dimana yaa?, selama saya ngaji disitu malah merasa diajak kepada kebaikan, untuk tidak merokok, tidak mendengarkan musik, tidak demo, tidak melawan pemerintah, tidak terlibat amalan syirik dan bid'ah dan seterusnya, lalu sesatnya dimana?. "
Yang ditanya langsung terdiam dan bingung.
Inilah kalau fitnah sudah menyebar, dipahami dan diyakini bahwa fitnah sebuah kebenaran, akhirnya tidak ada usaha mencari kebenaran itu, padahal Allah Azza Wajalla mengingatkan agar ketika menerima sebuah berita wajib cek dan ricek, benar tidaknya, waallahua'lam.
Allah berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].
No comments:
Post a Comment