Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah menyebutkan, "para pelaku amalan bid'ah sebenarnya mereka tau bahwa apa yang mereka lakukan tidak pernah diamalkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam ataupun para sahabatnya, namun karena sudah terlanjur apa yang diamalkan dianggap adalah baik, dan sudah dilakukan secara turun temurun dari orang tuanya ataupun dari para guru agamanya, akhirnya mereka sulit hijrah dari pemahamannya itu kepada pemahaman yang sesuai Sunnah, dan ini menimbulkan upaya pembelaan agar amalannya dianggap benar. Untuk menutupi rasa bersalah itu mereka kemudian mencari dalil syar'i dari Alquran ataupun Hadist.
Padahal kaidahnya dalam beragama yang benar sebagai hamba adalah mengikuti tuannya, seorang hamba mengikuti perkataan Allah dan RasulNya, bukan sebaliknya. Jika kemudian seorang hamba memaksa Allah dan RasulNya mengikutinya, yakni dengan menggunakan perkataan Allah dan RasulNya untuk membenarkan amalan2 bid'ahnya, disini menimbulkan kerancuan, siapa yang menjadi hamba dan siapa yang menjadi Tuan??.
Seperti misal soal maulid nabi, jelas amalan ini tidak pernah diamalkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam ataupun para sahabatnya yang jelas lebih mencintai Rasulullah dari siapapun dimuka bumi, juga tidak pernah diamalkan para imam madzhab sekalipun, mereka mengetahui hal ini, lalu mereka membolak balik Alquran juga hadist, setelah mereka mencari mereka menemukan hadist dimana Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam melakukan puasa tiap hari senin untuk memperingati hari kelahirannya, dan itulah dalil yang digunakan untuk membenarkan amalan maulid nabi tersebut, waallahua'lam . "
Padahal kaidahnya dalam beragama yang benar sebagai hamba adalah mengikuti tuannya, seorang hamba mengikuti perkataan Allah dan RasulNya, bukan sebaliknya. Jika kemudian seorang hamba memaksa Allah dan RasulNya mengikutinya, yakni dengan menggunakan perkataan Allah dan RasulNya untuk membenarkan amalan2 bid'ahnya, disini menimbulkan kerancuan, siapa yang menjadi hamba dan siapa yang menjadi Tuan??.
Seperti misal soal maulid nabi, jelas amalan ini tidak pernah diamalkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam ataupun para sahabatnya yang jelas lebih mencintai Rasulullah dari siapapun dimuka bumi, juga tidak pernah diamalkan para imam madzhab sekalipun, mereka mengetahui hal ini, lalu mereka membolak balik Alquran juga hadist, setelah mereka mencari mereka menemukan hadist dimana Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam melakukan puasa tiap hari senin untuk memperingati hari kelahirannya, dan itulah dalil yang digunakan untuk membenarkan amalan maulid nabi tersebut, waallahua'lam . "
Allah Azza wa Jalla berfirman
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas baginya kebenaran dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (An-Nisa: 115)
No comments:
Post a Comment