Oleh Siswo Kusyudhanto
Dapat kabar dari seorang teman di Sulawesi, ada seorang ustadz dikeroyok beberapa orang hingga babak belur, karena si ustadz saat diatas mimbar khutbah jumat menyampaikan hadist sahhih, "kullu bidatin dholalllah", sebelumnya dapat cerita teman di kepulauan Riau ada seorang pemuda dikeroyok beberapa orang hingga babak belur karena memposting di akun Facebooknya tentang larangan berbuat bid'ah, dan sebelum itu juga ada teman bercerita sebuah radio berbasis Sunnah di kepulauan Riau nyaris dibakar massa karena menyampaikan kajian tentang larangan bid'ah, dan sejak itu radio tersebut dilarang menyiarkan materi siaran dengan tema bid'ah. Dan banyak lagi kisah serupa, hal ini tentu bikin miris karena disatu sisi termasuk dalam ajaran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam tentang larangan berbuat bid'ah, peringatan bahaya bid'ah adalah bagian dari Islam kenapa justru orang-orang yang mengaku mencintai Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam dan mengaku beragama Islam mengharamkan lafadz tersebut???.
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah mengatakan, "larangan berbuat bid'ah disampaikan langsung dari lesan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam yang mulia, beliau menyampaikan hal tersebut karena mengetahui mana jalan yang menuju Surga dan mana jalan menuju Neraka, dan amalan2 bid'ah adalah termasuk jalan yang menuju kepada neraka. Beliau sampaikan peringatan tersebut karena mencintai umatnya agar tidak terlibat amalan bid'ah yang beliau ketahui menjerumuskan kedalam neraka, beliau sampaikan bukan didasari benci, dan beliau sampaikan dengan tutur kata yang baik, bukan dengan caci maki, dan apa yang beliau sampaikan kami sampaikan pada hari ini, Waallahua'lam. "
Dibagian lain kajian beliau mengatakan," kita telah sampai pada jaman dimana pengikut kebathilan jumlahnya jauh lebih besar, sementara pengikut yang hak sangat sedikit sekali jumlahnya. Maka ketika pengikut yang hak menyampaikan sesuai yang benar, yang datangnya dari Allah dan RasulNya, pengikut yang hak terlihat dipihak yang salah, karena jumlah mereka sangat sedikit. "
Dibagian lain kajian beliau mengatakan," kita telah sampai pada jaman dimana pengikut kebathilan jumlahnya jauh lebih besar, sementara pengikut yang hak sangat sedikit sekali jumlahnya. Maka ketika pengikut yang hak menyampaikan sesuai yang benar, yang datangnya dari Allah dan RasulNya, pengikut yang hak terlihat dipihak yang salah, karena jumlah mereka sangat sedikit. "
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ
“Beruntunglah orang-orang yang terasing.” “Lalu siapa orang yang terasing wahai Rasulullah”, tanya sahabat. Jawab beliau, “Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, lalu orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya” (HR. Ahmad 2: 177. Hadits ini hasan lighoirihi, kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth)
طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ
“Beruntunglah orang-orang yang terasing.” “Lalu siapa orang yang terasing wahai Rasulullah”, tanya sahabat. Jawab beliau, “Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, lalu orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya” (HR. Ahmad 2: 177. Hadits ini hasan lighoirihi, kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth)
Sebagian salaf mengatakan,
عَلَيْكَ بِطَرِيْقِ الحَقِّ وَلاَ تَسْتَوْحِشُ لِقِلَّةِ السَّالِكِيْنَ وَإِيَّاكَ وَطَرِيْقَ البَاطِلِ وَلاَ تَغْتَرُّ بِكَثْرَةِ الهَالِكِيْنَ
“Hendaklah engkau menempuh jalan kebenaran. Jangan engkau berkecil hati dengan sedikitnya orang yang mengikuti jalan kebenaran tersebut. Hati-hatilah dengan jalan kebatilan. Jangan engkau tertipu dengan banyaknya orang yang mengikuti yang kan binasa” (Madarijus Salikin, 1: 22).
عَلَيْكَ بِطَرِيْقِ الحَقِّ وَلاَ تَسْتَوْحِشُ لِقِلَّةِ السَّالِكِيْنَ وَإِيَّاكَ وَطَرِيْقَ البَاطِلِ وَلاَ تَغْتَرُّ بِكَثْرَةِ الهَالِكِيْنَ
“Hendaklah engkau menempuh jalan kebenaran. Jangan engkau berkecil hati dengan sedikitnya orang yang mengikuti jalan kebenaran tersebut. Hati-hatilah dengan jalan kebatilan. Jangan engkau tertipu dengan banyaknya orang yang mengikuti yang kan binasa” (Madarijus Salikin, 1: 22).
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ ﴿١١٦﴾ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَنْ يَضِلُّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allâh. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allâh). Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk. [al-An’âm/6:116-117].
Referensi dr almanhaj.or.id dan Rumoysho.co
No comments:
Post a Comment