Oleh Siswo Kusyudhanto
Beberapa waktu yang lalu teman saya di Jakarta akan pergi umroh dan mohon didoakan agar menjalankan umroh lancar dan selamat, maka saya jawab, "InsyaAllah ikut doakan, namun saya titip pesan jangan suka selfie-selfie pas disana.", teman saya tertawa, maklum karena dia sudah menyiapkan alat selfie seperti tongsis untuk acara selfie di Haramain.
Jadi ingat pesan Syaikh Ruhaili ketika berkunjung ke Jakarta beberapa bulan yang lalu, beliau menceritakan soal perilaku jamaah haji dan umroh dari Indonesia sangat terkenal suka narsis, mereka suka berselfie ria di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, banyak yang suka selfie dengan latar belakang Ka'bah, bahkan ditemukan sampai ada yang meminta temannya memfotonya dalam posisi berdoa menengadah keatas, kata beliau ini adalah bentuk kesia-siaan, karena ada sikap riya' dan ujub didalam perbuatan tersebut. Seperti riya', ingin dipuji orang lain dalam amal ibadah, seperti kita ketahui hal ini dapat menghanguskan pahala dari amal ibadah yang dilakukan seseorang karena tidak ikhlas dan berharap pujian orang lain, belum lagi ujub dalam diri seseorang dapat mendatangkan dosa baginya.
Jadi apa gak sayang udah jauh-jauh naik pesawat ribuan kilometer, menyiapkan fisik prima untuk melakukan haji dan umroh, mengeluarkan uang yang lumayan besar hingga puluhan juta, lalu pahalanya lenyap semua gara-gara ceklak-ceklik selfie?.
Jadi ingat pesan Syaikh Ruhaili ketika berkunjung ke Jakarta beberapa bulan yang lalu, beliau menceritakan soal perilaku jamaah haji dan umroh dari Indonesia sangat terkenal suka narsis, mereka suka berselfie ria di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, banyak yang suka selfie dengan latar belakang Ka'bah, bahkan ditemukan sampai ada yang meminta temannya memfotonya dalam posisi berdoa menengadah keatas, kata beliau ini adalah bentuk kesia-siaan, karena ada sikap riya' dan ujub didalam perbuatan tersebut. Seperti riya', ingin dipuji orang lain dalam amal ibadah, seperti kita ketahui hal ini dapat menghanguskan pahala dari amal ibadah yang dilakukan seseorang karena tidak ikhlas dan berharap pujian orang lain, belum lagi ujub dalam diri seseorang dapat mendatangkan dosa baginya.
Jadi apa gak sayang udah jauh-jauh naik pesawat ribuan kilometer, menyiapkan fisik prima untuk melakukan haji dan umroh, mengeluarkan uang yang lumayan besar hingga puluhan juta, lalu pahalanya lenyap semua gara-gara ceklak-ceklik selfie?.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ الرِّيَاءُ ، يَقُوْلُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جَزَى النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ : اذْهَبُوْا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاؤُوْنَ فِيْ الدُّنْيَا ، فَانْظُرُوْا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمْ جَزاَءً ؟!
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari Kiamat tatkala memberikan balasan atas amal-amal manusia “Pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya’ kepada mereka di dunia. Apakah kalian akan mendapat balasan dari sisi mereka?” [HR Ahmad, V/428-429 dan al Baghawi dalam Syarhus Sunnah, XIV/324, no. 4135 dari Mahmud bin Labid. Lihat Silsilah Ahaadits Shahiihah, no. 951]
Sumber referensi almanhaj.or.id
No comments:
Post a Comment