Oleh Siswo Kusyudhanto
Semalam ada teman dari Nusa Tenggara Timur (Flores) menelepon saya dan menceritakan keadaan kajian Sunnah di daerahnya, intinya disana sangat sedikit kajian ilmu agama berbasis Sunnah, jika mereka ingin mengadakan kajian harus mendatangkan ustadz dari daerah lain seperti dari Jawa, mungkin intensitasnya hanya empat atau lima kali setahun, maklum diprovinsi NTT Muslim adalah minoritas, karena mayoritas penduduk disana adalah beragama Katolik. Selain itu disana serba minim fasilitas penunjang dakwah Sunnah seperti daerah lainnya, semisal tempat kajian, radio, tv atau semacamnya. Terutama tidak ada ustadz yang berpaham Sunnah dan cukup ilmu sebagai pembimbing tinggal disana.
Mendengar itu tiba-tiba saya merasa bersyukur, di kota saya ada ribuan jamaah kajian Sunnah tinggal, banyak ustadz yang menjadi pemateri dan pembimbing, sehingga kajian setiap hari selalu ada, tinggal pilih kajian soal apa dan dengan pembicara ustadz siapa, sementara teman-teman di daerah seperti NTT harus bekerja keras demi mendapatkan ilmu syar'i.
Lalu kepada teman saya sampaikan kisah perjuangan para ustadz dulu yang saya dapat dari beberapa teman dalam mensyiarkan paham Sunnah di Pekanbaru hingga seperti sekarang ini. Secara keadaan mungkin awalnya sama dengan keadaan kajian Sunnah didaerah lainnya, banyak difitnah, dihalangi kajiannya, dikatakan buruk dan seterusnya, namun justru hal itu makin membuat para pendakwah Sunnah makin semangat berdakwah, karena ada tantangan yang harus dilalui dan diatasi.
Saya ceritakan kembali apa yang disampaikan seorang teman yang dekat dengan Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah, dulu ketika beliau akan pergi ke Jakarta untuk mengisi kajian di tahun 2000an, beliau selalu membawa sekotak cassete tape kosong untuk diisi dengan kajian para ustadz, ketika beliau kembali ke Pekanbaru beliau sudah membawa cassete tape yang sudah terisi kajian, lalu beliau sebarkan dibeberapa daerah di Riau, termasuk di Riau Kepulauan.
Dari cassete kajian inilah salah satu jalan dakwah Sunnah tersebar di wilayah Riau. Bahkan dalam sebuah kajian Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah memgisahkan teman-teman di Kepulauan Riau yang terpencil karena haus akan ilmu mereka mengajak beberapa teman jamaah untuk mendengarkan cassete tape kajian yang dinyalakan dengan daya listrik genset, karena belum ada listrik saat itu, mereka tekun mencatat apa yang ada dalam kajian tersebut, bahkan kadang cassete itu juga yang terus diputar selama berbulan-bulan, MasyaAllah.
Semoga kita mampu mengambil hikmah dari setiap perjuangan yang sulit dan berat, benar kata orang bijak, tampa perjuangan berat apa yang kita raih dan peroleh tidak akan pernah terasa manis, waallahua'lam.
No comments:
Post a Comment