Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah sesi kajian soal riba seorang bertanya ke Ustadz Erwandi Tarmidzi, "ustadz di Arab Saudi apakah ada bank atau lembaga keuangan yang mempraktekkan transaksi riba?", Ustadz menjawab, "ya ada saja praktek riba di Arab Saudi, namun bagi kita seorang mukmin apa yang terjadi tidak lantas menjadikan perbuatan itu jadi benar, sama halnya misal ada perbuatan zina di Arab Saudi, apakah ini lantas menjadikan perbuatan zina jadi benar?, tentu tidak, zina tetaplah terlarang dalam agama kita. Bagi seorang Muslim kebenaran adalah apa yang disampaikan Allah dan RasulNya, "diluar itu bukanlah kebenaran ".
Dalam kajian lain Ustadz Maududi Abdullah mengatakan, " seorang Ahlu Sunnah sejati berjalan dibelakang dalil sahhih, baik dari Alquran dan As Sunnah, kemana dalil sahhih menuju kesanalah mereka berjalan, apapun yang terjadi terhadap diri mereka. Sementara orang-orang menyimpang mereka berjalan didepan dalil sahhih, mereka beramal sesuai syahwatnya kemudian mencari dalil dari Alquran dan As Sunnah sebagai pembenar. Tentu hal demikian menjadikan mereka orang yang sangat sombong, karena kaidahnya seorang hamba mengikuti Tuannya, kalau Tuannya dipaksa mengikuti hambanya, tentu ini membuat kerancuan, siapa yang jadi hamba dan siapa yang jadi tuannya? ".
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Hujurat:1)
No comments:
Post a Comment