Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah mengatakan, " Sudah ditanamkan oleh Allah Azza Wa Jalla dalam diri manusia bahwa Allah berada diatas langit, oleh karenanya manusia dalam berdoa selalu mengangkat tangannya dan menengadah keatas, seakan meminta sesuatu pada yang diatas, bukan kemana-mana. Jika mengikuti sebagian paham orang bahwa Allah ada dimana-mana tentunya ada seseorang berdoa kekanan dan kekiri, tapi itu tidak terjadi.
Inilah fitrah manusia akan Rabbnya, mengakui Allah bersemayam diatas arsy sebagai mana yang disebutkan oleh Allah Azza Wa Jalla di banyak ayat Alquran.
Saya punya teman seorang nasrani, dan dia punya anak yang masih kecil, ketika dia ditanya dimana Tuhannya, dengan luas dia menjawab, Tuhannya diatas langit,
Maka ketika ada ustadz yang dikenal berilmu ketika ditanya Allah ada dimana? dan dia jawab Allah ada dimana-mana tentunya jawaban dia kalah sama anak kecil yang beragama nasrani. Inilah syubhat, seseorang yang dikenal berilmu ketika tertanam syubhat didalam dirinya maka jawabannya jadi berlawanan dengan fitrah yang ada pada dirinya.
Lihat bagaimana pemahaman istri Rasulullah, yakni Zainab Radhliyaa Anhaa, beliau mengakui Allah Azza Wajalla diatas arsy."
Inilah fitrah manusia akan Rabbnya, mengakui Allah bersemayam diatas arsy sebagai mana yang disebutkan oleh Allah Azza Wa Jalla di banyak ayat Alquran.
Saya punya teman seorang nasrani, dan dia punya anak yang masih kecil, ketika dia ditanya dimana Tuhannya, dengan luas dia menjawab, Tuhannya diatas langit,
Maka ketika ada ustadz yang dikenal berilmu ketika ditanya Allah ada dimana? dan dia jawab Allah ada dimana-mana tentunya jawaban dia kalah sama anak kecil yang beragama nasrani. Inilah syubhat, seseorang yang dikenal berilmu ketika tertanam syubhat didalam dirinya maka jawabannya jadi berlawanan dengan fitrah yang ada pada dirinya.
Lihat bagaimana pemahaman istri Rasulullah, yakni Zainab Radhliyaa Anhaa, beliau mengakui Allah Azza Wajalla diatas arsy."
Allah nikahkan Zainab dengan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan nash Kitab-Nya tanpa wali dan tanpa saksi. Dan Zainab biasa membanggakan hal itu di hadapan Ummahatul Mukminin (istr-istri Nabi) yang lain, dengan mengatakan, “Kalian dinikahkan oleh wali-wali kalian, sementara aku dinikahkan oleh Allah dari atas ‘Arsy-Nya.”
(Diriwayatkan oleh Zubair bin Bakar dalam Al-Muntakhob min Kitab Azwajin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 1:48 dan Ibnu Sa’d dalam Thabaqah Kubra, 8:104-105 dengan sanad yang shahih).
No comments:
Post a Comment