Dalam sebuah kajian seorang jamaah bertanya kepada Ustadz Maududi Abdullah, " ustadz hujjah yang tepat kepada orang yang menyepelekan Sunnah?'.
" Ada banyak orang kategori orang menyepelekan Sunnah, ada yang karena ketidak tahuan disebabkan oleh belumnya sampai ilmu sampai kepadanya, ada juga yang dengan sengaja menyepelekan Alquran dan Sunnah mereka merusak agama ini dari dalam, maka perlu disampaikan hujjah kepada mereka. Bagi orang yang menyepelekan karena keawaman mereka wajib kita memberi pelajaran dan berlemah lembut kepada mereka, sementara kepada mereka yang tau bahwa ini adalah bagian dari agama Islam namun mereka dengan sengaja merusaknya, orang seperti ini wajib diperangi, dan perang ada dua, yakni perang dengan hujjah dan perang dengan senjata, jika perang dengan senjata saat ini belum memungkinkan, belum terpenuhi syaratnya karena ketidak mampuan kita, maka perangi dengan hujjah dari Alquran dan Hadist. Intinya kenali siapa yang kita sedang hadapi, dan terapkan cara menyampaikan hujjah berdasarkan siapa yang kita hadapi itu, semisal jika di Bulan Ramadhan antum bagi-bagi makanan saat berbuka untuk 200 sampai 500 orang, tentu orang yang awam akan menganggap orang yang berjenggot itu baik, orang yang mengikuti Sunnah itu bagi mereka berakhlak baik, dengan demikian mereka yang awam mudah menerima Sunnah. Jika antum menghadapi orang awam didatangi kemudian marah-marah melulu, ya tentu tidak sesuai yang disunnahkan Rasulullah, dengan demikian siapa yang mengganggap Sunnah itu benar dan baik, intinya bagi yang awam kita berlemah lembut, kalau perlu dirayu agar mereka memahami Sunnah itu baik, kenali siapa yang antum hadapi, waallahua'lam."
" Ada banyak orang kategori orang menyepelekan Sunnah, ada yang karena ketidak tahuan disebabkan oleh belumnya sampai ilmu sampai kepadanya, ada juga yang dengan sengaja menyepelekan Alquran dan Sunnah mereka merusak agama ini dari dalam, maka perlu disampaikan hujjah kepada mereka. Bagi orang yang menyepelekan karena keawaman mereka wajib kita memberi pelajaran dan berlemah lembut kepada mereka, sementara kepada mereka yang tau bahwa ini adalah bagian dari agama Islam namun mereka dengan sengaja merusaknya, orang seperti ini wajib diperangi, dan perang ada dua, yakni perang dengan hujjah dan perang dengan senjata, jika perang dengan senjata saat ini belum memungkinkan, belum terpenuhi syaratnya karena ketidak mampuan kita, maka perangi dengan hujjah dari Alquran dan Hadist. Intinya kenali siapa yang kita sedang hadapi, dan terapkan cara menyampaikan hujjah berdasarkan siapa yang kita hadapi itu, semisal jika di Bulan Ramadhan antum bagi-bagi makanan saat berbuka untuk 200 sampai 500 orang, tentu orang yang awam akan menganggap orang yang berjenggot itu baik, orang yang mengikuti Sunnah itu bagi mereka berakhlak baik, dengan demikian mereka yang awam mudah menerima Sunnah. Jika antum menghadapi orang awam didatangi kemudian marah-marah melulu, ya tentu tidak sesuai yang disunnahkan Rasulullah, dengan demikian siapa yang mengganggap Sunnah itu benar dan baik, intinya bagi yang awam kita berlemah lembut, kalau perlu dirayu agar mereka memahami Sunnah itu baik, kenali siapa yang antum hadapi, waallahua'lam."
Allah menjelaskan bahwa Nabi-Nya, Muhammad, sebagai orang yang memiliki akhlak yang agung. Allah Ta’ala berfirman.
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Sungguh, kamu mempunyai akhlak yang agung” [Al-Qalam : 4]
Allah juga menjelaskan bahwa beliau adalah orang yang ramah dan lemah lembut. Allah Ta’ala berfirman.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu” [Ali Imran : 159]
Allah juga menjelaskan bahwa beliau adalah orang yang penyayang dan memiliki rasa belas kasih terhadap orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala berfirman.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, yang berat memikirkan penderitaanmu, sangat menginginkan kamu (beriman dan selamat), amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min” [At-Taubah : 128]
Rasulullah memerintahkan dan menganjurkan kita agar senantiasa berlaku lemah lembut. Beliau bersabda.
يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا، وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا
“Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari”
Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 69 dan Muslim no. 1734 dari Anas bin Malik. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim no. 1732 dari Abu Musa dengan lafaz.
بَشِّرُوا وَلاَ تُُنَفِّرُواوَيَسِّرُوا وَلاَتُعَسِّرُوا
“Berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari. Mudahkanlah dan janganlah kalian persulit”.
Referensi :
BERKASIH SAYANG DAN LEMAH LEMBUT
Oleh
Syaikh Abdul Muhsin Bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr, di web almanhaj.or.id
BERKASIH SAYANG DAN LEMAH LEMBUT
Oleh
Syaikh Abdul Muhsin Bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr, di web almanhaj.or.id
No comments:
Post a Comment