Berjalan dijalanan dan nampak spanduk-spanduk dari HTI berisi muatan slogan tegakkan khilafah(pemerintah dan hukum Islam), dan ketika masuk sebuah masjid ada selebaran dari HTI dengan judul provokatif tanda perlawanan penulisnya.
Jadi ingat kajian Ustadz Abdullah Zein, " jika kita melihat sekelompok orang meneriakkan khilafah dan daulah dijalanan, seseungguhnya apa yang mereka lakukan kurang benar, karena pada hakekatnya menegakkan khilafah tidak akan berhasil selama dalam masyarakatnya masih suka dengan kemaksiatan, bid'ah dan kesyirikan. Khilafah dengan menegakkan hukum-hukum Islam hanya dapat terjadi ketika masyarakatnya sudah istiqomah diatas Sunnah dan mentauhidkan Allah.
Jika memaksakan menegakkan khilafah sementara masyarakatnya belum dapat menerimanya niscaya masyarakat itu sendiri yang melakukan perlawanan terhadap khilafah dan berusaha merobohkannya, waallahua'lam."
Dikajian lain Ustadz Maududi Abdullah mengatakan, " jika kami ditanya apakah antum ingin menegakkan khilafah, maka kita akan jawab, sumpah demi Allah kami sangat ingin khilafah dapat ditegakkan dinegri ini, namun tentu dalam menegakkannya juga mengikuti cara-cara Sunnah bukan dengan cara-cara yang menyelisihi Sunnahnya, karena itulah cara yang terbaik, itulah cara yang paling benar dalam menggakkan khilafah, waallahua'lam".
Maka kalau melihat apa yang terjadi kepada HTI menurut saya adalah bentuk perlawanan dari masyarakat yang tidak siap dalam menerima ide-ide dari HTI, terutama dari golongan Islam tradisonal sangat tidak siap menerima itu, terlihat dari tindakan anarkis kepada kegiatan HTI dibanyak daerah, seperti Jember, Tulungagung, dan di banyak daerah. Jadi ide khilafah itu sudah roboh sebelum ditegakkan, karena masyarakatnya masih hobby kemaksiatan, bid'ah dan kesyirikan. Padahal secara dalil atau argumen apa yang diperjuangkan oleh HTI adalah BENAR.
Cara yang benar dalam menegakkan khilafah adalah mengajak masyarakat meninggalkan kemaksiatan, bid'ah dan kesyirikan, pada saat itulah kejayaan dalam bentuk Pemerintah Islam dan hukum-hukum Islam dapat ditegakkan, itu janji Allah Azza Wa Jalla, dan janji Allah adalah PASTI, waallahua'lam.
Jadi ingat kajian Ustadz Abdullah Zein, " jika kita melihat sekelompok orang meneriakkan khilafah dan daulah dijalanan, seseungguhnya apa yang mereka lakukan kurang benar, karena pada hakekatnya menegakkan khilafah tidak akan berhasil selama dalam masyarakatnya masih suka dengan kemaksiatan, bid'ah dan kesyirikan. Khilafah dengan menegakkan hukum-hukum Islam hanya dapat terjadi ketika masyarakatnya sudah istiqomah diatas Sunnah dan mentauhidkan Allah.
Jika memaksakan menegakkan khilafah sementara masyarakatnya belum dapat menerimanya niscaya masyarakat itu sendiri yang melakukan perlawanan terhadap khilafah dan berusaha merobohkannya, waallahua'lam."
Dikajian lain Ustadz Maududi Abdullah mengatakan, " jika kami ditanya apakah antum ingin menegakkan khilafah, maka kita akan jawab, sumpah demi Allah kami sangat ingin khilafah dapat ditegakkan dinegri ini, namun tentu dalam menegakkannya juga mengikuti cara-cara Sunnah bukan dengan cara-cara yang menyelisihi Sunnahnya, karena itulah cara yang terbaik, itulah cara yang paling benar dalam menggakkan khilafah, waallahua'lam".
Maka kalau melihat apa yang terjadi kepada HTI menurut saya adalah bentuk perlawanan dari masyarakat yang tidak siap dalam menerima ide-ide dari HTI, terutama dari golongan Islam tradisonal sangat tidak siap menerima itu, terlihat dari tindakan anarkis kepada kegiatan HTI dibanyak daerah, seperti Jember, Tulungagung, dan di banyak daerah. Jadi ide khilafah itu sudah roboh sebelum ditegakkan, karena masyarakatnya masih hobby kemaksiatan, bid'ah dan kesyirikan. Padahal secara dalil atau argumen apa yang diperjuangkan oleh HTI adalah BENAR.
Cara yang benar dalam menegakkan khilafah adalah mengajak masyarakat meninggalkan kemaksiatan, bid'ah dan kesyirikan, pada saat itulah kejayaan dalam bentuk Pemerintah Islam dan hukum-hukum Islam dapat ditegakkan, itu janji Allah Azza Wa Jalla, dan janji Allah adalah PASTI, waallahua'lam.
Allah berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan beramal soleh, bahwa Ia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Ia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Ia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Ia ridhai untuk mereka. Dan Ia benar-benar akan menggantikan (keadaan) mereka setelah mereka berada dalam ketakutan, menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada menyekutukan-Ku dengan sesuatu. Dan barang siapa yang (tetap) kufur sesudah janji ini, maka mereka itulah orang-orang fasik.” (QS. An Nur: 55)
Dan pada ayat lain Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ
“Sesungguhnya Kami pasti menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tegakkanya para saksi (hari Qiyamat)” (QS. Ghofir: 50)
Inilah janji Allah, inilah jaminan dari Allah, dan inilah sebagian dari imbalan bagi orang-orang yang memenuhi janji mereka kepada Allah.
Bila kita renungkan ketiga ayat di atas, niscaya kita dapatkan dengan jelas bahwa janji Allah ini tidaklah diberikan dengan tanpa syarat. Akan tetapi janji Allah ini hanya dapat digapai dengan dua syarat:
1. Syarat Pertama: Iman.
2. Syarat Kedua: Amal sholeh.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Karena para sahabat -semoga Allah meridhoi mereka- sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang paling banyak menegakkan perintah-perintah Allah, dan paling ta’at kepada Allah Azza wa Jalla, maka pertolongan yang mereka dapatkan sesuai dengan amalan mereka. Mereka menegakkan kalimat Allah di belahan bumi bagian timur dan barat, maka Allah benar-benar meneguhkan mereka. Sehingga mereka berhasil menguasai umat manusia dan berbagai negeri. Dan tatkala umat Islam sepeninggal mereka melakukan kekurangan dalam sebagian syari’at, maka kejayaan mereka berkurang selarang dengan amalan mereka.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/302)
Sumber referensi "Bangkitlah Umatku", karya Ustadz Muhammad Arifin Baderi MA. di web muslim.or.id
No comments:
Post a Comment