Dalam sebuah kajian, Ustadz Maududi Abdullah mengatakan, "jika pada suatu saat antum melihat seseorang yang sangat jauh dari Alquran dan As Sunnah kemudian menilai orang itu bahagia, maka antum sebenarnya salah menilai. Semisal ada orang kafir yang jelas jauh dari Alquran dan As Sunnah(hadist), kelihatan seperti orang yang berbahagia, sejatinya dia sedang tidak bahagia, meskipun nampak oleh mata kita mereka bahagia, karena jika benar mereka bahagia berarti Allah Azza Wa Jalla salah dalam berfirman, karena Allah Azza Wa Jalla mengatakan orang yang jauh dari petunjuk yakni Alquran dan As Sunnah pasti diliputi kehidupan yang sempit, maknanya adalah kehidupan yang sulit, berat serta tidak bahahia, dan sebuah hal mustahil Allah Azza Wa Jalla salah, karena Allah Azza Wa Jalla pasti benar."
Allah Azza wa Jalla berfirman:
قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua (Adam dan Iblis) dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka, jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. [Thâhâ/20:123-124]
Pada ayat di atas Allah Azza wa Jalla berfirman kepada Adam, Hawa dan Iblis, “Turunlah kamu semua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain”, maksudnya Adam dan keturunannya akan menjadi musuh Iblis dengan keturunannya.
Firman Allah Azza wa Jalla , “Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku”, maksudnya para nabi, para rasul, dan penjelasan. Firman Allah Azza wa Jalla , “Lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”, maksudnya tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat. Firman Allah Azza wa Jalla , “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku”, maksudnya menyelisihi perintah-Ku dan perintah yang Aku turunkan kepada rasul-Ku dengan berpaling darinya, melupakannya, dan mengikuti petunjuk selainnya, “Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit”, maksudnya di dunia, dia tidak memperoleh ketenangan dan kelapangan dada, dadanya menjadi sempit, sesak karena kesesatannya; walaupun dia bersenang-senang secara lahiriyah, berpakaian, makan, dan tinggal sekehendaknya. Namun, selama hatinya tidak mencapai keyakinan dan petunjuk, maka dia selalu berada di dalam kegelisahan, kebingungan, dan keraguan. Ini termasuk kesempitan hidup. Demikian juga termasuk penghidupan yang sempit adalah siksa kubur.
Firman Allah Azza wa Jalla , “Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”, maksudnya tidak tidak punya hujjah di hadapan Allah Azza wa Jalla , atau dia akan dibangkitkaan dan digiring menuju neraka dalam keadaan buta mata dan hatinya. [Lihat Tafsîr Ibnu Katsîr, Surat Thâhâ, ayat 123-124]
Sumber referensi, "Kedudukan Alquran bagi umat manusia", karya Ustadz Abu Ismail At Tasary di web almanhaj.or.id.co
No comments:
Post a Comment