Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah menceritakan pengalaman beliau indahnya Bulan Ramadhan di Kota Madinah, kota Nabi, " kaum Anshor dikenal adalah kaum yang suka menolong dan memberi, tidak saja dikenal dijaman Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, bahkan hal demikian juga masih tersisa pada keturunan mereka dijaman sekarang. Sikap suka menolong dan memberi dari warga Kota Madinah itu sangat terlihat saat Bulan Ramadhan, disana Ramadhan yang terasa paling indah, karena ketika menjelang berbuka puasa banyak diantara warga disana mencari orang yang bertemu dijalan ditarik kedalam masjid atau rumah mereka untuk dijamu berbuka puasa, dia akan menarik siapa saja orang yang ditemui dijalan kemudian memegang tangannya dan dibawa kedalam masjid dimana dia sudah menggelar berbagai makanan dan minuman, setelah dia menyuruh duduk orang didepan makanan yang digelar dia akan pergi mencari orang lain lagi dijalanan, begitu seterusnya sampai sekiranya cukup orang untuk menghabiskan makanannya. Kenapa mereka lakukan demikian, karena mereka mengetahui memberi jamuan berbuka puasa sangat mulia, mendatangkan pahala berpuasa yang sama dengan orang yang dijamunya. Andai seperti ini juga berlaku di negri kita alangkah indahnya Ramadhan disini."
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
“ Barang siapa yang memberi buka orang yang puasa mka dia akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa tampa mengurangi pahalanya sedikitpun.”
(HR. Ahmad dalam Musnadnya, Tirmidzi dalam Jami’nya, Ibnu Majah dalam Sunannya, dan Ibnu Hiban dalam Shahihnya, dan dishahihkan oleh Tirmidzi)
Orang yang puasa hendaknya memenuhi undangan makan saudaranya, karena barang siapa yang tidak menghadiri undangan berarti telah durhaka kepada Abul Qasim shallallahu ‘alaihi wasallam. Dia harus berkeyakinan bahwa Allah Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan sedikitpun amal kebaikannya, tidak akan dikurangi pahalanya sedikitpun.
Orang yang diundang disunnahkan mendo’akan yang mengundang setelah selesai makan dengan do’a-do’a dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, diantaranya
أَكَلَ طَعَامَكُمْ الأَبْرَارُ وَصَلَّتْ عَلَيْكُمْ المَلاَئِكَةُ وَأَفْطَرَ عِنْدَكُمْ الصَّائِمُوْن
“Telah makan makanan kalian orang-orang baik, dan para malaikat bershalawat (mendo’akan kebaikan) atas kalian, dan orang-orang yang berpuasa telah berbuka disisi kalian.” (HR. Abi Syaibah dalam Mushonnaf 3/100, Ahmad dlam Musnadnya 3/118, Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum:268, Ibnu Sunni dalam Amal Yaum:129, Abdurrazaq dalam Mushannaf 4/311 dan sanadnya shahih)
اللّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِي وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِي
“Ya Allah, berilah makan orang yang memberi ku makan, berilah minum orang yang memberiku minum” (HR. Muslim dalam Shahihnya 2055 dari Miqdad)
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَبَارِكْ فِيْمَا رَزَقْتَهُمْ
“Ya Allah, ampunilah mereka dan rahmatilah, berilah barokah pada seluruh rejeki yang Engkau berikan.” (HR. Muslim dalam Shahihnya 2042 dari Abdullah bin Busrin)
Sumber: "Pahala memberi makan orang berpuasa", di muslimah.or.id
No comments:
Post a Comment