Dalam salah satu kajian Ustadz Syafiq Reza Basalamah mengatakan, " jika kita didunia kita pasti akan malu serta takut jika seseorang menceritakan kemaksiatan yang pernah kita lakukan, keburukan kita takut diketahui saudara kita, orang tua kita, bos kita, teman kita, oleh karenanya kita berusaha menutupi segala kemaksiatan yang pernah kita lakukan dari pengetahuan orang lain. Jika didunia dapat kita lakukan menutup-nutupi keburukan kita sehingga orang lain tidak mengetahui nya sehingga nama baik kita selalu terjaga , dan orang lain mengira kita orang yang baik akhlaknya, tidak demikian dengan ketika datangnya hisab, ketika datangnya hisab semua catatan kebaikan dan keburukan dbukakan dihadapan kita, dan itu sangat lengkap, sangat detail mulai detik, menit, jam, hari dan tanggalnya perbuatan itu kita lakukan, karena semua perbuatan kita selalu dicatat oleh para malaikat. Bahkan mungkin ada perbuatan kemaksiatan yang kita sudah lupa dan itu diingatkan saat hisab, kelak akan disebutkan jam sekian tanggal sekian anda menghibahi si fulan, jam sekian tanggal sekian merubah kuitansi, jam sekian tanggal sekian mengurangi timbangan, jam sekian tanggal sekian berkata kotor, jam sekian tanggal sekian berbohong dan seterusnya. Maka sebelum datangnya hisab itu hindari perbuatan-perbuatan yang membuat kita malu kelak dikala datangnya hisab, waallahua'lam. "
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan :
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami. Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya?” Dan mereka mendapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Rabb-mu tidak menganiaya seorang juapun. [al Kahfi / 18 : 49].
Allah Subhanahu wa Ta’ala memang menulis semua amalan hambaNya, yang baik maupun yang buruk, sebagaimana firmanNya:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ﴿٧﴾وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. [al Zalzalah / 99:7-8].
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا ۚ أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakanNya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. [al Mujaadilah / 58 : 6].
Sumber referensi almanhaj.or.id.co
No comments:
Post a Comment