Lihat postingan teman yang berisi kritikan terhadap pemerintah, dan rajin menyebarkan aib para pemimpin negri ini, jadi ingat masa dulu, di era orba saya rajin membuat tulisan kritikan keras terhadap pemerintah, bahkan ikut terlibat dalam banyak demo, dan karenanya saya menyesal sekali, ternyata apa yang dulu saya lakukan adalah jelas salah, era orba lebih baik keadaannya, sebaliknya reformasi ternyata keadaannya tidak sebaik bayangan, karena keadaan sekarang jauh lebih buruk dari jaman dulu.
Setelah mengenal kajian Sunnah jadi paham bahwa Allah dan RasulNya melarang kita melawan penguasa, meskipun penguasa itu zalim sekalipun, wajib kita taat kepadanya sejauh tidak menyuruh kepada kemaksiatan.
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah berkata, " dakwah kita sering mendapat kritik dan mendapat cap sebagai penjilat pemerintah, maka saya katakan, Sumpah demi Allah Azza Wajalla kami tidak seperti yang dituduhkan sebagai penjilat pemerintah, kami tidak ikut cara mereka yakni dengan mengkritik pemerintah dan beramai-ramai demo menyuarakan aspirasi didepan para penguasa, kami tidak melakukan hal itu karena kami ingin menjalankan perintah Allah dan RasulNya untuk taat dan patuh kepada penguasa. Inilah agama, mengharuskan kita taat kepada pemerintah selama tidak menyuruh kepada kemaksiatan.
Coba antum lihat isi dari koran dan media lainnya yang setiap hari memuat berita tentang aib-aib penguasa, seperti si fulan melakukan korupsi sekian milyar, si fulan terlibat skandal sex, si fulan memalsukan dokumen dan seterusnya, memang menarik masyarakat untuk membacanya, kemudian setelah kita membaca berita-berita itu apakah setelahnya anda mampu menutup mulut, mengunci mulut anda untuk tidak membicarakannya?, tetu tidak, anda pasti akan membicarakan hal itu kepada orang lain, ketika anda membicarakan dengan orang lain jatuh anda pada perkara ghibah, dan ketika anda menshare berita itu ke sosial media pada akhirnya banyak dosa ghibah dari hal ini. Sekarang saya tanya, anda yang bekerja sebagai pegawai swasta, anda yang bekerja berdagang, anda yang bekerja menjual makanan, anda yang bekerja sebagai sopir dan seterusnya, apa gunanya bagi anda mengetahui berita-berita aib para pemimpin?, apa gunanya?, tentu tidak ada sama sekali gunanya bagi anda. Ketahuilah ketika anda banyak banyak membaca berita-berita seperti itu kemudian sibuk membicarakan hal itu dengan orang lain waktu anda banyak tersita, maka membaca Alquran dan mempelajarinya menjadi terlalaikan, banyak waktu terbuang percuma dan tidak mendatangkan manfaat sama sekali bagi anda. Maka tinggalkan berita-berita tentang aib para pemimpin, dan sibukkan diri untuk mempelajari ilmu agama itu lebih baik bagi anda."
Setelah mengenal kajian Sunnah jadi paham bahwa Allah dan RasulNya melarang kita melawan penguasa, meskipun penguasa itu zalim sekalipun, wajib kita taat kepadanya sejauh tidak menyuruh kepada kemaksiatan.
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah berkata, " dakwah kita sering mendapat kritik dan mendapat cap sebagai penjilat pemerintah, maka saya katakan, Sumpah demi Allah Azza Wajalla kami tidak seperti yang dituduhkan sebagai penjilat pemerintah, kami tidak ikut cara mereka yakni dengan mengkritik pemerintah dan beramai-ramai demo menyuarakan aspirasi didepan para penguasa, kami tidak melakukan hal itu karena kami ingin menjalankan perintah Allah dan RasulNya untuk taat dan patuh kepada penguasa. Inilah agama, mengharuskan kita taat kepada pemerintah selama tidak menyuruh kepada kemaksiatan.
Coba antum lihat isi dari koran dan media lainnya yang setiap hari memuat berita tentang aib-aib penguasa, seperti si fulan melakukan korupsi sekian milyar, si fulan terlibat skandal sex, si fulan memalsukan dokumen dan seterusnya, memang menarik masyarakat untuk membacanya, kemudian setelah kita membaca berita-berita itu apakah setelahnya anda mampu menutup mulut, mengunci mulut anda untuk tidak membicarakannya?, tetu tidak, anda pasti akan membicarakan hal itu kepada orang lain, ketika anda membicarakan dengan orang lain jatuh anda pada perkara ghibah, dan ketika anda menshare berita itu ke sosial media pada akhirnya banyak dosa ghibah dari hal ini. Sekarang saya tanya, anda yang bekerja sebagai pegawai swasta, anda yang bekerja berdagang, anda yang bekerja menjual makanan, anda yang bekerja sebagai sopir dan seterusnya, apa gunanya bagi anda mengetahui berita-berita aib para pemimpin?, apa gunanya?, tentu tidak ada sama sekali gunanya bagi anda. Ketahuilah ketika anda banyak banyak membaca berita-berita seperti itu kemudian sibuk membicarakan hal itu dengan orang lain waktu anda banyak tersita, maka membaca Alquran dan mempelajarinya menjadi terlalaikan, banyak waktu terbuang percuma dan tidak mendatangkan manfaat sama sekali bagi anda. Maka tinggalkan berita-berita tentang aib para pemimpin, dan sibukkan diri untuk mempelajari ilmu agama itu lebih baik bagi anda."
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Hudzaifah bin Al Yaman.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« يَكُونُ بَعْدِى أَئِمَّةٌ لاَ يَهْتَدُونَ بِهُدَاىَ وَلاَ يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِى وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِى جُثْمَانِ إِنْسٍ ». قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ « تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ ».
“Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku (dalam ilmu, pen) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam amal, pen). Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”
Beliau bersabda, ”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka.” (HR. Muslim no. 1847. Lihat penjelasan hadits ini dalam Muroqotul Mafatih Syarh Misykah Al Mashobih, 15/343, Maktabah Syamilah)
“Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku (dalam ilmu, pen) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam amal, pen). Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”
Beliau bersabda, ”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka.” (HR. Muslim no. 1847. Lihat penjelasan hadits ini dalam Muroqotul Mafatih Syarh Misykah Al Mashobih, 15/343, Maktabah Syamilah)
No comments:
Post a Comment