Dalam sebuah kajian seseorang bertanya kepada Ustadz Khalid Basalamah, " ya ustadz ada sebagian orang takut dakwah salafi karena dianggap keras dalam berdakwah,benarkah demikian ?', beliau menjawab, " ini mungkin terjadi akibat sebuah fatwa yang sampai kepada mereka sepotong-potong, maaf ya tidak ada kelompok umat muslim bernama salafi, mungkin itu nama yang dinisbatkan kepada para teman yang sering mendakwahkan kepada umat muslim di kajian2 agar mengikuti kaum salaf, orang terdahulu dijaman Nabi dan para sahabat, dalam beramal ibadah sehingga divonis salafi kepada mereka. Jangan menyebut kelompok salafi karena tidak ada kelompok salafi yaa. Mungkin penyebabnya dianggap dakwah sunnah keras karena teman-teman(para ustadz kajian sunnah) menyampaikan haram ya haram, halal ya halal, tidak ada negosiasi untuk perkara agama, ya memang harus demikian agar umat muslim jelas dan tau mana perkara terlarang dan dibolehkan, jelas mana hitam dan putih. Maka misal jika ada seseorang pendakwah dimintai pendapat tentang kerja di bank apa hukumnya terus si pendakwah mengatakan gak apa sementara sebelum dapat pekerjaan lainnya disitu dulu aja bekerja, padahal hukumnya gak boleh, ini berbahaya, karena dosa selama si penanya bekerja di bank itu ditanggung orang yang berfatwa.
Penyebabnya lainnya mungkin banyak orang yang suka dakwah yang banyak bercanda dan bertoleransi dalam hukum agama, misal ada kajian selama 2 jam, ilmunya cuma setengah jam, sementara canda dan ceritanya 1,5 jam, pulang-pulang orang yang ada dikajian itu tidak mendapatkan ilmu, pada akhirnya ikut kajian bertahun-tahun tidak ada perubahan apa2 pada dirinya. Sementara orang-orang yang aktif duduk dikajian Sunnah mereka cepat berubah, karena banyak ilmu yang dia dapatkan, dan kadang perubahan-perubahan pada diri seseorang ini dimaknai orang awam sebagai akibat dakwah yang keras.
kemudian jangan memvonis ini kelompok itu dan itu, jangan yaa, karena hal ini dapat membuat Islam berpecah belah.
Penyebabnya lainnya mungkin banyak orang yang suka dakwah yang banyak bercanda dan bertoleransi dalam hukum agama, misal ada kajian selama 2 jam, ilmunya cuma setengah jam, sementara canda dan ceritanya 1,5 jam, pulang-pulang orang yang ada dikajian itu tidak mendapatkan ilmu, pada akhirnya ikut kajian bertahun-tahun tidak ada perubahan apa2 pada dirinya. Sementara orang-orang yang aktif duduk dikajian Sunnah mereka cepat berubah, karena banyak ilmu yang dia dapatkan, dan kadang perubahan-perubahan pada diri seseorang ini dimaknai orang awam sebagai akibat dakwah yang keras.
kemudian jangan memvonis ini kelompok itu dan itu, jangan yaa, karena hal ini dapat membuat Islam berpecah belah.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Mahasuci Allah, dan aku tidak ada termasuk orang-orang yang musyrik.” [Yusuf:108]
No comments:
Post a Comment