Beberapa minggu yang lalu ada kunjungan syaikh pengajar ilmu tajwid dari Univ.Madinah ke Kota Pekanbaru, mereka selain menyampaikan beberapa hasil penelitian terakhir berkaitan ilmu tajwid kepada para ustadz juga ingin melihat perkembangan halaqah-halaqah Alquran di Kota Pekanbaru, dan dari hasil kunjungan itu mereka kagum dengan banyaknya halaqah Alquran di kota ini, dari masjid-masjid besar sampai mushola2 kecil yang ada dikomplek perumahan sampai kampung sudah ada halaqah Alquran yang melakukan kajian secara rutin, dan hal demikian menurut mereka tidak atau belum terjadi dikota lain di Indonesia, alhamdulillah.
Mungkin pendapat mereka benar adanya, kalau melihat semisal di Masjid Raudhatul Jannah atau Masjid Abu Darda setiap sore selalu penuh oleh jamaah yang mengikuti halaqah tahsin, juga kelompok belajar tajwid yamg setiap tahun makin besar jumlahnya, bahkan kadang harus antri untuk dapat masuk kekelas ini.
Dan semangat jamaah dalam mengikuti kajian tajwid ini sungguh membanggakan, dari kelas anak-anak sampai dewasa, dari kelas pemula sampai tingkat mahir ada, bahkan pernah kita jumpai di Masjid Raudhatul Jannah, ada seorang bapak yang sudah cukup tua umurnya mungkin sekita 70an tahun rajin datang ke kajian tajwid, padahal hanya untuk berjalan dia membutuhkan bantuan tongkat dan kadang didampingi orang lain, namun selalu semangat datang ke halaqah tahsin, harusnya ini jadi teladan bagi kita semua yang masih muda agar lebih semangat dalam belajar Alquran. Dalam sebuah kajian kata Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas, "batas belajar agama adalah kematian, jadi selama masih hidup wajib belajar ilmu agama.", waallahua'lam.
Semoga apa yang terjadi di Pekanbaru makin berkembang dimasa depan, dan hal ini dapat menular di kota2 lainnya di Indonesia, agar umat muslim di negri ini dapat memahami ilmu Alquran, serta menjadikan Alquran adalah pedoman hidupnya, dan cinta Alquran bukan hanya slogan semata, aamiin.
Mungkin pendapat mereka benar adanya, kalau melihat semisal di Masjid Raudhatul Jannah atau Masjid Abu Darda setiap sore selalu penuh oleh jamaah yang mengikuti halaqah tahsin, juga kelompok belajar tajwid yamg setiap tahun makin besar jumlahnya, bahkan kadang harus antri untuk dapat masuk kekelas ini.
Dan semangat jamaah dalam mengikuti kajian tajwid ini sungguh membanggakan, dari kelas anak-anak sampai dewasa, dari kelas pemula sampai tingkat mahir ada, bahkan pernah kita jumpai di Masjid Raudhatul Jannah, ada seorang bapak yang sudah cukup tua umurnya mungkin sekita 70an tahun rajin datang ke kajian tajwid, padahal hanya untuk berjalan dia membutuhkan bantuan tongkat dan kadang didampingi orang lain, namun selalu semangat datang ke halaqah tahsin, harusnya ini jadi teladan bagi kita semua yang masih muda agar lebih semangat dalam belajar Alquran. Dalam sebuah kajian kata Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas, "batas belajar agama adalah kematian, jadi selama masih hidup wajib belajar ilmu agama.", waallahua'lam.
Semoga apa yang terjadi di Pekanbaru makin berkembang dimasa depan, dan hal ini dapat menular di kota2 lainnya di Indonesia, agar umat muslim di negri ini dapat memahami ilmu Alquran, serta menjadikan Alquran adalah pedoman hidupnya, dan cinta Alquran bukan hanya slogan semata, aamiin.
No comments:
Post a Comment