Oleh Siswo Kusyudhanto
Sejak kenal Dakwah Sunnah dan menjual buku via online jadi kenal banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia dan sebagian berada di luar negri, dan dari mereka banyak kisah yang dapat dijadikan pelajaran, hikmah untuk kita.
Pernah kenal seorang akhwat yang sudah berhijab dan bercadar, dia sedang berusaha menghilangkan tato di bagian tubuhnya dan meminta pertolongan saya untuk mencari obat penghilang tato, namun sampai saat ini belum menemukan obat yang tepat. Dia merasa sangat bersalah atas tato dibagian tubuhnya itu sejak kenal Dakwah Sunnah jadi tau terlarangnya tato pada tubuh manusia.
Pernah juga ada dimintai pendapat seseorang langkah apa yang dilakukan untuk membayar dosanya selama ini, yakni seorang ikhwan yang sudah taubat dari zina selama bertahun-tahun dan pernah membunuh bayi hasil zinanya dengan seorang wanita untuk menutupi perbuatannya itu.
Pernah juga berjumpa seorang bapak mantan manager sebuah bank nasional yang tengah berjuang keras dalam menjalankan usaha kecil-kecilan demi menutup kebutuhan keluarga selepas mengundurkan diri dari jabatan manager bank dengan gaji 35 juta sebulan.
Sejak kenal Dakwah Sunnah dia jadi tau haramnya pekerjaan yang ditekuninya selama ini sebagai manager bank dan saat ini dia berusaha mencari harta untuk keluarga dengan cara halal.
Sejak kenal Dakwah Sunnah dia jadi tau haramnya pekerjaan yang ditekuninya selama ini sebagai manager bank dan saat ini dia berusaha mencari harta untuk keluarga dengan cara halal.
Pernah juga diminta pendapat seorang akhwat yang berhijab dan bercadar tentang langkah terbaik menjaga hubungan dengan keluarga setelah diusir dari rumahnya dan kampungnya karena dianggap mengikuti pemahaman sesat disebabkan sejak kenal Dakwah Sunnah dia tidak mau mengikuti lagi amalan-amalan bid'ah dan syirik yang marak di desanya.
Dan banyak kisah heroik dan haru biru dari teman-teman yang setelah hijrah kepada cara beragama yang benar seusai syariat Allah dan RasulNya, mereka mendapatkan cobaan berat dan harus mereka atasi untuk menyempurnakan agamanya.
Dalam sebuah kajian seorang ustadz menjelaskan bagaimana seorang yang beriman kepada Allah dan RasulNya mendapatkan ujian demi mempertahankan keimanannya. Beliau menyebutkan, orang beriman pasti diuji atas keimanannya, seperti kita ketahui para Nabi dan Rasul adalah puncak-puncak keimanan diantara keimanan yang ada dikalangan manusia, dan mereka mendapatkan ujian sangat berat dalam menjalani keimanannya itu, maka ketika kita diuji oleh Allah Ta'ala atas keimanan kita lihatlah kisah para Nabi dan Rasulm, apakah ujian kita lebih berat dari mereka?, pastilah ujian kita jauh lebih ringan dari mereka, karena level keimanan kita jauh dibawah mereka, tinggal sikap kita dalam menghadapinya, dan disanalah Allah Ta'ala akan mengetahui kadar keimanan kita, maka bersabar dalam menghadapi segala ujian adalah sikap terbaik, waalahua'lam.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan yang bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu [Muhammad/47:31]
Dengan adanya ujian itu, akan tampak orang yang benar-benar beriman dengan yang tidak. Ini adalah rahmat dari Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami Telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? [al-‘Ankabût/29:2]
No comments:
Post a Comment