Oleh Siswo Kusyudhanto
Peristiwa pembantaian sebagian Umat Islam di New Zealand membuat banyak Umat Islam di seluruh dunia menangis sedih dan berdoa untuk mereka para korban dan juga keluarga yang ditinggalkan.
Semoga mereka selalu dirahmati Allah Ta'ala, aamiin.
Semoga mereka selalu dirahmati Allah Ta'ala, aamiin.
Karena [eristiwa ini tiba-tiba solidaritas Umat Islam berada diposisi puncaknya karena mereka peduli dengan nasib saudaranya yang ditimpa kemalangan.
Jika saja peristiwa tersebut tidak terjadi mungkin kategori peduli Umat Islam kepada Umat Islam lainnya dalam kadar biasa-biasa saja, seperti hari lainnya.
Padahal kematian adalah tragedi kecil dalam pandangan Islam, karena kematian adalah sebuah perpindahan perjalanan kepada fase selanjutnya yakni alam kubur, dan tragedi terbesar dan terburuk dalam fase seorang Muslim adalah jika mereka menjadi penghuni neraka.
Maka perlu kita tanyakan kepada diri kita masing-masing sebagai seorang Muslim, apakah kita masih merasa peduli dan rasa sayang ketika ada saudara-saudara kita melakukan sesuatu yang mengarahkan mereka kepada jalan menuju neraka?.
Apakah kita peduli dan kemudian berusaha membantu seorang Muslim yang notabene saudara kita ketika dia tidak dapat membaca Al-Quran sama sekali?
Apakah kita peduli dan merasa sayang kepada saudara kita untuk menasehati dan mengajaknya meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat yang dilarang oleh Allah dan RasulNya?.
Apakah kita peduli dan berusaha mengingatkan mereka ketika diantaranya melakukan riba yang jelas merupakan dosa besar yang dapat menjadi tiket seseorang menjadi penghuni neraka?.
Apakah juga kita peduli dan berusaha mengingatkan saudara kita ketika dia mengerjakan amalan-amalan yang masuk amalan bid'ah, ini juga merupakan perbuatan yang dapat memasukkan seseorang kedalam neraka.?
Apakah kita peduli dan berusaha mengingatkan saudara kita ketika dia berbuat amalan kesyirikan yang merupakan kejahatan yang tidak diampuni oleh Allah Ta'ala dan dapat membuat pelakukan kekal di neraka?
Dan banyak lagi kepedulian dan rasa sayang yang perlu ditanyakan kepada kita atas apa yang dikerjakan atau yang terjadi kepada saudara kita sesama Muslim selama ini.
Semoga tulisan ini menginspirasi dan membuat kita makin peduli dan sayang kepada sesama Muslim, karena antara Muslim satu dan lainnya adalah bersaudara.
Waa'allahua'am.
Waa'allahua'am.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam hadits yang dibawakan oleh an-Nu’mân bin Basyîr Radhiyallahu anhu :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى. أَخْرَجَهُ الْبُخَارِي وَمُسْلِمٌ (وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ).
Perumpamaan kaum mukminin satu dengan yang lainnya dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling berlemah-lembut di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan sakit, maka semua anggota badannya juga merasa demam dan tidak bisa tidur.
[HR. Bukhâri dan Muslim, sedangkan lafalnya adalah lafazh Imam Muslim].
[HR. Bukhâri dan Muslim, sedangkan lafalnya adalah lafazh Imam Muslim].
No comments:
Post a Comment