Oleh Siswo Kusyudhanto
Siang kemarin sedang sibuk mengirim pesanan buku teman-teman tiba-tiba telpon berdering, ada seseorang menelpon saya dan memperkenalkan diri sebagai Slamet teman saya dari Lampung, dia sangat sok akrab padahal saya masih bingung Slamet yang mana, kemudian dia mengatakan sedang ada usaha bisnis elektronik dengan seorang bos toko elektronik yang cukup besar dan meminta bantuan saya. Pertama saya menolak permintaan dia karena saya sudah lama tidak berbisnis elektronik, namun dia terus mendesak saya untuk membantu dia dengan iming-iming keuntungan puluhan juta rupiah, disini saya mulai tertarik dan mulai mendengar penuturannya dengan serius.
Dia mengatakan saya cukup bergaya seakan memiliki barang dari Badan Lelang Negara sebanyak 30 Handphone I Phone dan 30 Camera Cannon, kemudian menawarkan kepada seorang pengusaha bernama Asiong, hal ini biasanya dia lakukan sendiri namun karena harga sekarang naik dan dia tidak dapat melakukan tawar menawar secara langsung maka butuh bantuan saya untuk nego harga kepada pengusaha tersebut.
Kemudian ada seorang bernama Asiong menelpon saya menanyakan tentang barang yang saya miliki berdasarkan info dari Slamet, logatnya sangat kental Tionghoa, sangat menyakinkan sekali, kemudian saya jawab iya benar saya mengaku memiliki barang itu, kemudian terjadi tawar menawar, saya harus bolak balik menelpon Slamet dan Asiong secara bergantian, dan ujungnya antara saya dan Asiong deal harga sebesar 3,450,000 per unit untuk 30 Handphone I Phone dan 30 Camera Cannon. Namun dari total jumlah uang yang disampaikan Asiong yang menyebutkan bahwa total uangnya 107 juta membuat saya curiga, harusnya jumlahnya adalah 207 juta, masa pengusaha besar sampai salah hitung?, sangat serampangan untuk kelas pengusaha besar dengan nilai transaksi sampai ratusan juta rupiah, karena saya lama malang melintang di dunia bisnis elektronik, sudah 10 tahun lebih saya berada di bisnis ini dan hampir tidak saya jumpai pengusaha dalam bidang elektronik salah hitung dengan selisih sampai ratusan juta rupiah seperti itu, sungguh aneh.
Namun proses transaksi ini saya teruskan karena ingin tau ujungnya seperti apa, saya iyakan saja ketika dia mengatakan total uang 107 dan sudah ditransfer 50 juta ke rekening bendahara rumah lelang sisanya yang 50,7 juta akan di transfer ke rekening pribadi saya, akhirnya seperti disepakati anak buah Asiong meluncur ke rumah lelang Negara untuk mengambil barang yang dimaksud untuk bertemu dengan si Slamet,. Sampai sini harusnya sudah selesai akadnya, namun tak berapa lama si Slamet menelpon saya mengatakan bahwa uang muka yang di bayar Asiong ternyata kurang, harusnya 75 juta, sudah dikirim 50 juta dan sudah ditalangi 15 juta oleh si Slamet, jadi kurang 10 juta untuk menutup agar barang pesanan itu bisa keluar dari rumah lelang, saya katakan tidak memiliki uang sejumlah itu, namun dia selalu mendesak saya, bergantian dengan Asiong menelpon kok belum selesai transaksinya, mereka membuat agar saya panik dan mencari uang untuk menutup kekurangan itu, sampai disitu saja selanjutnya kedua nomer hp orang ini saya blokir.
Selamat tinggal para penipu.
Selamat tinggal para penipu.
Demikian rumitnya para penipu berusaha memperdaya saya, namun Alhamdulillah mungkin berkat Rahmat Allah Ta'ala, oleh Nya diperlihatkan celah sehingga saya tau niat jahat mereka dari kesalahan yang mereka buat sendiri, SubhanaAllah.
Pesan untuk teman-teman jangan lupa berdoa dan memohon kepada Allah Ta'ala agar dilindungi dari perbuatan jahat orang yang akan memperdaya kita, sebaik-baik pelindung kita adalah Allah Ta'ala.
Hikmahnya juga jangan mudah heran, jangan mudah panik dan jangan keburu nafsu, lihat baik-baik perkara yang kita hadapi dengan tenang kalau perlu minta pendapat orang lain, maklum para penipu selalu memanipulasi kepanikan dan keheranan kita agar usaha jahatnya berhasil.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ
“Berlindunglah kalian kepada Allah dari kerasnya musibah, turunnya kesengsaraan yang terus menerus, buruknya qadha serta kesenangan musuh atas musibah yang menimpa kalian.” (HR. Bukhari: 6616)
Sumber Referensi "Doa Mohon Perlindungan dan Musibah", karya Agus Pramono di muslim.or
No comments:
Post a Comment