Kata Orang-orang kafir dan Neraka/ Pembakaran dalam Al-Quran disebutkan masing-masing sebanyak 154 kali. Apa mau di edit juga oleh ormas anu ?, subhanaAllah.
Makin yakin bahwa kesesatan itu polanya bercabang, awalnya menamakan amalan bid'ahnya dengan bid'ah hasanah, awalnya menamakan amalan syiriknya seperti ngalap dan jimat adalah tawassul padahal jelas amalan syirik, belum cukup sampai disitu saja, setan terus membisikkan inovasi lainnya, dan lagi dan lagi, maka dengan akalnya orang-orang yang tertipu setan mengotak-atik syariat Allah dan RasulNya agar seusuai syahwatnya, waalahua'lam.
Padahal sebaik-baik perkataan hanya datang dari Allah dan RasulNya.
Makin yakin bahwa kesesatan itu polanya bercabang, awalnya menamakan amalan bid'ahnya dengan bid'ah hasanah, awalnya menamakan amalan syiriknya seperti ngalap dan jimat adalah tawassul padahal jelas amalan syirik, belum cukup sampai disitu saja, setan terus membisikkan inovasi lainnya, dan lagi dan lagi, maka dengan akalnya orang-orang yang tertipu setan mengotak-atik syariat Allah dan RasulNya agar seusuai syahwatnya, waalahua'lam.
Padahal sebaik-baik perkataan hanya datang dari Allah dan RasulNya.
Perkataan bijak dari Abul Muzhaffar as-Sam’âni rahimahullah ketika menerangkan akidah Ahlus Sunnah. Beliau rahimahullah berkata, “Adapun para pengikut kebenaran, mereka menjadikan al-Kitâb dan as-Sunnah sebagai panutan mereka dan mencari agama dari keduanya. Apa yang terbetik dalam akal dan benak, mereka hadapkan kepada al-Kitâb dan as-Sunnah. Kalau mereka dapati sesuai dengan keduanya, mereka terima dan bersyukur kepada Allâh Azza wa Jalla di mana Allâh Azza wa Jalla perlihatkan hal itu dan memberi mereka taufik-Nya.
Tapi jika tidak sesuai dengan keduanya, maka mereka meninggalkannya dan mengambil al-Kitâb dan as-Sunnah kemudian menuduh akal mereka sebagai pihak yang bersalah. Karena sesungguhnya keduanya (al-Kitâb dan as-Sunnah) tidak akan memberikan petunjuk kecuali kepada yang hak sementara pendapat manusia kadang benar kadang salah.”[al-Intishâr li Ahlil Hadîts, hlm.. 44-45]
Tapi jika tidak sesuai dengan keduanya, maka mereka meninggalkannya dan mengambil al-Kitâb dan as-Sunnah kemudian menuduh akal mereka sebagai pihak yang bersalah. Karena sesungguhnya keduanya (al-Kitâb dan as-Sunnah) tidak akan memberikan petunjuk kecuali kepada yang hak sementara pendapat manusia kadang benar kadang salah.”[al-Intishâr li Ahlil Hadîts, hlm.. 44-45]
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لَا يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang demikian itu adalah Karena mereka mendustakan ayat-ayat kami dan mereka selalu lalai dari padanya. [al-A’râf/7:146]
Sumber Referensi :TIDAK ADA PERTENTANGAN ANTARA AKAL YANG SEHAT DAN NASH YANG JELAS, Oleh
Ustadz Ruslan Zuardi Elbagani, Lc. di web almanhaj.or
Ustadz Ruslan Zuardi Elbagani, Lc. di web almanhaj.or
No comments:
Post a Comment