Oleh Siswo Khusyudhanto
Dikirimi seseorang video dimana ada anggota sebuah ormas sedang diuji dibacok dengan senjata tajam, dan nampak tidak terluka sedikitpun, bahkan adegan itu diulang beberapa kali namun tetap juga senjata tajam berupa samurai itu tidak dapat melukai tubuh orang yang diuji.
Lalu pengirim video mengatakan, " kamu pasti heran lihat ini", saya bilang, "saya gak heran, tapi malah kasihan sama orang-orang seperti ini", dia heran, " kok malah kasihan?". Lalu saya sampaikan penjelasan seorang ustadz mengenai hal ini.
Dalam sebuah kajian seorang ustadz menyebutkan, jika ada seseorang belajar ilmu kebal senjata dan semacamnya sebenarnya tampa dia sadari sudah tercabut salah satu syariat yang agung dalam agama Islam, yakni mati dalam keadaan mati syahid.
Kenapa demikian, karena jika seseorang tidak dapat dilukai dengan senjata tajam, tidak terluka sedikitpun jika ditembak, dibom masih juga hidup kapan dia menemui keadaan mati dalam keadaan syahid?, Tentu sebuah hal yang mustahil bagi dia mendapat mati dalam keadaan syahid.
Kenapa demikian, karena jika seseorang tidak dapat dilukai dengan senjata tajam, tidak terluka sedikitpun jika ditembak, dibom masih juga hidup kapan dia menemui keadaan mati dalam keadaan syahid?, Tentu sebuah hal yang mustahil bagi dia mendapat mati dalam keadaan syahid.
Dan jika melihat sejarah, orang-orang yang punya derajat tinggi dalam agama Islam seperti Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, juga Khulafa'ur Rasyidin, juga para sahabat nabi lainnya, para tabi'in dan tabi'ut maka semua orang itu tidak memiliki ilmu kebal sama sekali, banyak banyak kisah dimana mereka mati dalam peperangan, bahkan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam dalam sebuah peperangan disebutkan mengalami luka parah akibat sabetan pedang musuhnya, semua ini menunjukkan bahwa orang yang paling mengetahui cara mengamalkan Al-Qur'an tidak menggunakan ayat-ayat dalam Al-Qur'an untuk mendapatkan ilmu kebal dan semacamnya.
Hal ini juga menunjukkan bahwa ilmu kebal dan semacamnya bukan datang dari yang Hak, bukan datang dari Allah Ta'ala, karena yang hak sudah diajarkan semua oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, dan tidak ada ilmu kebal diajarkan beliau, artinya itu ilmu bukan datang dari yang hak.
Waalahua'lam.
Waalahua'lam.
Imam Syafi’i:
إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَطِيْرُ فِي الْهَوَاءِ وَيَمْشِيْ عَلَى الْمَاءِ، فَلاَ تَغْتَرُّوْا بِهِ حَتىَّ تُعْرَضُوْا أَمْرَهُ عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَةِ – طبقات الشافعية ص63”
“Jika kalian melihat seseorang bisa terbang di udara dan berjalan di atas air, janganlah kalian terperdaya dengannya hingga menjadi jelas pada kalian sikapnya terhadap al-Kitab (al-Quran) dan as-Sunnah.”
“Jika kalian melihat seseorang bisa terbang di udara dan berjalan di atas air, janganlah kalian terperdaya dengannya hingga menjadi jelas pada kalian sikapnya terhadap al-Kitab (al-Quran) dan as-Sunnah.”
Allah Ta'ala berfirman :
{ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ (221) تَنَزَّلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ} [الشعراء: 221، 222]
“Maukah kamu Aku beritakan kepada siapa turunnya para setan? Mereka turun kepada setiap pendusta yang banyak dosa”. (QS. Asy Syu’araa: 221-222).
Dan yang lain membaca firman Allah,
{وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ} [الأنعام: 121]
“Dan sesungguhnya para setan itu Mewahyukan kepada wali wali mereka untuk membantahmu”. ( QS. Al- An’aam:121).
Sumber Referensi, "Syarh Hadist Wali", karya Ustadz Dr. Ali Semja Putra di muslim.or id
No comments:
Post a Comment