Oleh Siswo Khusyudhanto
Ada seorang teman yang sudah hijrah beberapa tahun ini ke Kajian Sunnah, dia pernah menceritakan masa lalunya yang kelam, dimasa lalu hampir semua jenis kejahatan pernah dilakukan, ketika dia berkisah tentang perjalanan hidupnya ada moment yang sampai membuat dia menangis kesenggukan yakni ketika dia menceritakan bagaimana dia menguburkan bayi hidup-hidup hasil hubungan gelap dengan seorang perempuan. Subhanallah.
Namun segala rasa bersalah tentang semua kejahatannya dimasa lalu disikapi dengan cara yang benar, dia menjadikan masa lalu yang kelam dan rasa berdosa yang amat sangat atas semua kejahatannya menjadi pendorong untuk terus memperbaiki dirinya dalam ketaatan kepada Allah Ta'ala dan RasulNya.
Juga dimanapun dan kapanpun selalu mengajak orang lain kepada cara beragama yang benar.
Juga dimanapun dan kapanpun selalu mengajak orang lain kepada cara beragama yang benar.
Kebetulan dia bekerja disebuah kontraktor nasional yang mengerjakan proyek di berbagai daerah pelosok negri sehingga membuatnya sering pergi ke berbagai daerah, dibeberapa daerah dia ikut kajian setempat dan juga suka membagikan buku saku berbasis Sunnah kepada orang awam yang ditemuinya, dan Alhamdulillah berkat dakwah kecil2annya banyak orang awam menjadi tertarik kepada Dakwah Sunnah, bahkan atasannya sendiri yang semula Non Muslim berkat kemudahan dan hidayah dari Allah Ta'ala juga usaha dakwahnya akhirnya pada suatu saat bersyahadat dan masuk kedalam Islam.
MasyaAllah, pelajaran penting bagi kita semua.
Dalam sebuah kajian seorang ustadz membahas tentang pentingnya selalu berharap Rahmat dari Allah Ta'ala(Rodja), meskipun mungkin kita sudah pernah berbuat dosa besar sekalipun dimasa lalu, namun jangan pernah putus asa akan Rahmat Allah Ta'ala, karena seperti kita ketahui Allah adalah Maha Pengampun dan Maha pemberi Rahmat, jauhi sikap putus asa, dan berusaha perbaiki diri selama masih ada umur.
Jadikan rasa bersalah atas perbuatan dosa dimasa lalu sebagai pendorong dan motor utama penggerak kita dalam memperbaiki diri dan agar selalu Istiqomah dijalan yang diridhoi oleh Allah Ta'ala.
Waalahua'lam.
Allah Subhanahu Wata’ala nyatakan dalam firmannya :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54)
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah . Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).
No comments:
Post a Comment