Oleh Siswo Kusyudhanto
Ada teman bilang yang menenangkan hatinya ketika mendengar musik klasik seperti Bethoven dan semacamnya.
Ada teman yang bilang kalau melakukan meditasi dan yoga hatinya jadi tenang.
Ada teman lain yang bilang tenang hatinya ketika usai bernyanyi di tempat karaoke.
Dan banyak lagi pernyataan sejenis ini.
Ada teman yang bilang kalau melakukan meditasi dan yoga hatinya jadi tenang.
Ada teman lain yang bilang tenang hatinya ketika usai bernyanyi di tempat karaoke.
Dan banyak lagi pernyataan sejenis ini.
Ketahuilah mungkin itu adalah ketenangan palsu hasil jebakan dan kreasi setan, karena faktanya Allah Ta'ala sendiri yang menyampaikan bahwa ketenangan yang benar adalah ketika hambaNya berdzikir kepada Nya, bukan yang lain. Waalahua'lam.
Allah ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam ayat (yang artinya),
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka bisa merasa tentram dengan mengingat Allah, ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah maka hati akan merasa tentram.” (QS. ar-Ra’d: 28).
Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwa pendapat terpilih mengenai makna ‘mengingat Allah’ di sini adalah mengingat al-Qur’an. Hal itu disebabkan hati manusia tidak akan bisa merasakan ketentraman kecuali dengan iman dan keyakinan yang tertanam di dalam hatinya. Sementara iman dan keyakinan tidak bisa diperoleh kecuali dengan menyerap bimbingan al-Qur’an (lihat Tafsir al-Qayyim, hal. 324)
Ibnu Rajab al-Hanbali berkata, “Dzikir merupakan sebuah kelezatan bagi hati orang-orang yang mengerti.” Demikian juga Malik bin Dinar mengatakan, “Tidaklah orang-orang yang merasakan kelezatan bisa merasakan sebagaimana kelezatan yang diraih dengan mengingat Allah.” (lihat Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 562).
Sumber Referensi, "Obat Penenang Jiwa", karya Ari Wahyudi di Muslim.or.id
No comments:
Post a Comment