Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Syafiq Reza Basalamah ditanya seorang jamaah tentang bid’ah, beliau menjelaskan dengan contoh, bid'ah seperti seorang yang bersemangat beramal ibadah kemudian dia merubah cara ibadah yang sudah ada dengan alasan apa yang dilakukannya adalah lebih baik, kata beliau seperti seorang pemuda yang merasa tenaganya kuat dan bersemangat kemudian melakukan shalat subuh empat rakaat dengan menganggap yang demikian lebih baik dari syariat shalat subuh sebelumnya yakni cuma dua rakaat.
Kalau ini dikupas dengan penjabaran yang ilmiah akan kita temukan contoh yang diberikan oleh beliau sangat akurat berkaitan dengan sifat amalan bid'ah, diantaranya yakni :
Kalau ini dikupas dengan penjabaran yang ilmiah akan kita temukan contoh yang diberikan oleh beliau sangat akurat berkaitan dengan sifat amalan bid'ah, diantaranya yakni :
1.Amalan yang tidak pernah ada contohnya.
Shalat subuh empat rakaat jelas tidak ada contohnya sama sekali dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dan juga para sahabat, bahkan para imam madzhab dan para ulama besar lainnya Shalat subuh empat adalah amalan yang diada-adakan, dan seperti disampaikan oleh Aisyah Radhliyaa Anhaa dalam sebuah hadist, "amalan yang tidak datang dari kami maka akan tertolak." (sia-sia belaka tidak ada pahalanya meskipun dilakukan ribuan kali).
2. Dalilnya selalu "ini khan lebih baik".
Shalat subuh yang dicontohkan Rasulullah dan para sahabat adalah dua rakaat, kemudian ada orang merubah menjadi empat rakaat dengan anggapan "ini khan lebih baik", ini sebenarnya alasan yang sudah lama di jadikan dasar atas amalan bid'ah, sejak jaman tabi'in dan tabi'ut sudah terjadi. Dalam kitab Al Ithisam disebutkan kisah Imam Maliki yang menegur seseorang yang melakukan ihram jauh sebelum Miqat, padahal Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam berihram dari Miqat, dan ketika ditegur alasan orang itu sama dengan pelaku kebid’ahan lainnya, "ini khan lebih baik", dia menganggap melakukan amal ibadah lebih baik dari Rasulullah karena melakukan ihram lebih jauh dari yang disyariatkan. Atau dalam kisah Ibnu Mas'ud yang menegur sekumpulan orang yang melakukan dzikir berjamaah dan menghitung dengan kerikil di Masjid Kuffah, ketika ditanya, "kenapa kalian melakukan ini", mereka memjawab, "ini khan lebih baik".
3. Amalan bid'ah menjadi saingan bagi Syariat utamanya.
Ketika seseorang melakukan shalat subuh empat rakaat tentu akan menjadi saingan bagi shalat subuh dua rakaat, dan ketika mereka para pelakunya menyakini shalat subuh empat rakaat lebih utama tentu yang shalat subuh dua rakaat akan ditinggalkan.
Jika hal ini dilakukan secara terus menerus, turun temurun, dan meluas dikalangan umat manusia maka shalat subuh dua rakaat akan musnah dari muka bumi.
Jika hal ini dilakukan secara terus menerus, turun temurun, dan meluas dikalangan umat manusia maka shalat subuh dua rakaat akan musnah dari muka bumi.
Semoga tulisan ini menginspirasi dan menjelaskan bahayanya amalan bid'ah bagi agama ini, dan juga semoga Allah Ta’ala menjaga kita agar selalu itiiba'(mengikuti) cara beramal ibadah yang dicontohkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya, karena hanya mereka yang jadi teladan yang hak bagi kita, karena mereka adalah pasti penghuni surga, aamiin.
Suatu saat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkisah,
خَطَّ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هذه سبل و عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ {وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat sebuah garis lurus bagi kami, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan Allah’, kemudian beliau membuat garis lain pada sisi kiri dan kanan garis tersebut, lalu bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan (yang banyak). Pada setiap jalan ada syetan yang mengajak kepada jalan itu,’ kemudian beliau membaca,
{وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}
‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya’” ([Al An’am: 153] Hadits shahih diriwayatkan oleh Ahmad dan yang lainnya)
Sumber referensi "Jalan Kebenaran Hanya satu", karya Ustadz Sa'id Abu Ukkasyah di muslim. Or. Id
No comments:
Post a Comment