Oleh Siswo Kusyudhanto
Saya sudah sering naik bus antar kota dan provinsi dibeberapa daerah, mulai dari bus kelas ekonomi, eksekutif class, sampai super vip, namun keadaan didalam bus hampir sama, rasanya didalamnya hampir mirip, yakni lelaki dan perempuan bercampur aduk, bahkan hiburan yang disajikan adalah sama yakni musik dangdut, lengkap dengan tayangan goyangannya, subhanaallah. Padahal saya yakin baik awak bus hingga penumpang adalah beragama Islam, kenapa justru di dalam bus selalu disesaki dengan maksiat yang jauh dari ajaran Islam?.
Mungkin sangat menyenangkan dan sangat bermanfaat jika dalam perjalanan bus disesuaikan dengan syariat Islam, duduk penumpang lelaki dan perempuan dipisah, sehingga tidak bercampur aduk, juga didalam perjalanan disajikan video kajian agama seperti dari Ustadz Syafiq Reza Basalamah atau Ustadz Abdullah Zein MA., dalam perjalanan insyaallah dapat ilmu agama yang bermanfaat, MasyaAllah.
Jadi teringat Ustadz Syafiq Reza Basalamah yang menceritakan keadaan transportasi umum di Arab Saudi yang tempat duduk lelaki dan perempuan dipisah, sehingga tidak campur aduk.
Harusnya di Indonesia dapat diterapkan hal seperti ini mengingat Indonesia adalah negara dengan jumlah muslim terbesar didunia, sekitar 206 juta, atau 11% dari semua penduduk Muslim di dunia.
Kenapa hal demikian sulit diterapkan?, jawabannya mungkin kita dalam beragama hanya setengah2, mungkin banyak diantara kita tidak berIslam sepenuhnya, Islam hanya sebatas ditulis didokumen-dokumen identitas diri, Islam hanya diterapkan didalam Mushola dan masjid, Islam hanya diketahui disaat hari raya dan Islam hanya diterapkan dalam acara ceremonial belaka. Mungkin kita menerapkan Islam jauh dari yang dimaksud dengan menerapkan secara keseluruhan dalam kehidupan?, waalahua'lam.
Mungkin sangat menyenangkan dan sangat bermanfaat jika dalam perjalanan bus disesuaikan dengan syariat Islam, duduk penumpang lelaki dan perempuan dipisah, sehingga tidak bercampur aduk, juga didalam perjalanan disajikan video kajian agama seperti dari Ustadz Syafiq Reza Basalamah atau Ustadz Abdullah Zein MA., dalam perjalanan insyaallah dapat ilmu agama yang bermanfaat, MasyaAllah.
Jadi teringat Ustadz Syafiq Reza Basalamah yang menceritakan keadaan transportasi umum di Arab Saudi yang tempat duduk lelaki dan perempuan dipisah, sehingga tidak campur aduk.
Harusnya di Indonesia dapat diterapkan hal seperti ini mengingat Indonesia adalah negara dengan jumlah muslim terbesar didunia, sekitar 206 juta, atau 11% dari semua penduduk Muslim di dunia.
Kenapa hal demikian sulit diterapkan?, jawabannya mungkin kita dalam beragama hanya setengah2, mungkin banyak diantara kita tidak berIslam sepenuhnya, Islam hanya sebatas ditulis didokumen-dokumen identitas diri, Islam hanya diterapkan didalam Mushola dan masjid, Islam hanya diketahui disaat hari raya dan Islam hanya diterapkan dalam acara ceremonial belaka. Mungkin kita menerapkan Islam jauh dari yang dimaksud dengan menerapkan secara keseluruhan dalam kehidupan?, waalahua'lam.
Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Allah ta’ala berfirman menyeru para hamba-Nya yang beriman kepada-Nya serta membenarkan rasul-Nya untuk mengambil seluruh ajaran dan syari’at; melaksanakan seluruh perintah dan meninggalkan seluruh larangan sesuai kemampuan mereka.” (Tafsir Ibn Katsir 1/335).
Sumber referensi "Kaffah Dalam Beragama",
Muhammad Nur Ichwan Muslim, ST, di muslim.or.id
Muhammad Nur Ichwan Muslim, ST, di muslim.or.id
No comments:
Post a Comment