Oleh Siswo Kusyudhanto
Suatu hari saya berjalan dengan seorang teman ke sebuah daerah, dan pada saat itu ada sebuah mushola sedang memperdengarkan shalawat, semula kami kira itu seperti shalawat kebanyakan yang disuaran masjid dan mushola namun kalau dicermati lama kelamaan nadanya berubah, kata teman, "itu kenapa shalawatnya pakai nada jaran goyang?", lalu saya tanya, "apa itu jaran goyang?", kata dia itu lagu dang ndut yang sedang hits saat ini, campuran dang ndut dan reage Jawa, subhanaallah.
Jadi ingat perkataan seorang ustadz, "akhlak kita terhadap Allah Ta’ala dan RasulNya perlu dilatih, sikap samina watho'na, saya dengar dan saya taati itu perlu dibiasakan, karena ketika kita punya kebiasaan untuk tidak taat kepada Allah Ta’ala dan juga RasulNya bisa terjadi kita makin jauh dari jalan kebenaran, mungkin juga kita akan kafir tampa kita sadari. Maka ketika Allah Ta’ala dan RasulNya sudah menetapkan sebuah syariat maka wajib kita mempelajari, dan kemudian mengamalkan semaksimal mungkin persis seperti perintahnya. "
Benar juga, sebaliknya jika kita punya kebiasaan memodif syariat sementara Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam melarang kita memodifikasi agama karena agama ini sudah sempurna(kullu bidatin dholalllah), maka akan terjadi kita akan melakukan memodif-modif syariat Allah dan Rasul berikutnya, dan akhirnya melakukan sesuatu yang jauh dari syariat yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya, seperti misal shalawat itu, akibat jauh dari syariat shalawat yang sudah ada, akhirnya sampai bikin modifikasi shalawat pakai lagu dang ndut, subhanaallah.
Semoga dijauhkan dari perbuatan demikian, aamiin.
Jadi ingat perkataan seorang ustadz, "akhlak kita terhadap Allah Ta’ala dan RasulNya perlu dilatih, sikap samina watho'na, saya dengar dan saya taati itu perlu dibiasakan, karena ketika kita punya kebiasaan untuk tidak taat kepada Allah Ta’ala dan juga RasulNya bisa terjadi kita makin jauh dari jalan kebenaran, mungkin juga kita akan kafir tampa kita sadari. Maka ketika Allah Ta’ala dan RasulNya sudah menetapkan sebuah syariat maka wajib kita mempelajari, dan kemudian mengamalkan semaksimal mungkin persis seperti perintahnya. "
Benar juga, sebaliknya jika kita punya kebiasaan memodif syariat sementara Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam melarang kita memodifikasi agama karena agama ini sudah sempurna(kullu bidatin dholalllah), maka akan terjadi kita akan melakukan memodif-modif syariat Allah dan Rasul berikutnya, dan akhirnya melakukan sesuatu yang jauh dari syariat yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya, seperti misal shalawat itu, akibat jauh dari syariat shalawat yang sudah ada, akhirnya sampai bikin modifikasi shalawat pakai lagu dang ndut, subhanaallah.
Semoga dijauhkan dari perbuatan demikian, aamiin.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ ۚ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَىٰ نَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menetapi janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar”. [Al-Fath/48 : 10]
Dan firman-Nya.
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa yang menta’ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah”. [An-Nisaa/4 : 80]
Referensi "Penjelasan taat kepada Allah Ta’ala dan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam", karya Imam As Suyuthi di almanhaj.or. Id
No comments:
Post a Comment