Tuesday, August 22, 2017

Nikmatnya dunia hanya sekejap


Dalam sebuah kesempatan Ustadz Abu Zubair Hawaary diundang untuk mengisi sebuah tabligh Akbar di Kota Bekasi, ketika beliau sedang menaiki sebuah mobil menuju tempat kajian nampak oleh beliau sebuah bangunan yang sangat besar dan mewah, beliau sangat terkagum-kagum dengan keindahan bangunan itu, kemudian bertanya kepada ikhwan disebelah beliau duduk, "itu gedung apa yaa?, sangat mewah dan megah, di Pekanbaru tidak ada gedung seindah itu", si ikhwan menjawab, "itu rumah seseorang tadz",. Mendengar jawaban itu Ustadz Abu Zubair Hawaary kaget," ha!,"rumah?, "sebesar itu dan mewah, rumah siapa gerangan ya akhi?", lalu si ikhwan menyampaikan kepada ustadz bahwa dulu rumah itu dibangun oleh seorang pengusaha yang kaya raya, seorang miliader, si pengusaha berkeinginan membuat rumah yang mewah dan megah demi menyenangkan istrinya, namun tidak lama berselang rumah itu dihuni oleh pengusaha dan istrinya, si pengusaha meninggal dunia, dan selang satu tahun kemudian si istri pengusaha menikah lagi dengan seorang pemuda. Pada akhirnya yang menikmati rumah dan istri sipengusaha adalah orang lain, bukan si pengusaha itu sendiri yang telah bersusah payah membangun rumah itu, jerih payah dengan segala kekayaannya justru dinikmati oleh orang lain.
Lalu Ustadz Abu Zubair Hawaary mengatakan, "inilah bukti bahwa kenikmatan dunia hanya sekejap, dan tidak kekal, jerih payah seseorang meraih dunia penikmatnya justru orang lain."
Orang-orang yang berlomba mengejar kesenangan dunia ini ibarat orang-orang yang berada dalam sebuah permainan yang melalaikan, tidak lama lagi permainan itu akan berakhir dan menyisakan kelelahan yang tidak berarti.
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Kehidupan dunia ini hanyalah main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya ? [al-An’âm/6: 32]
Imam al-Alûsi rahimahullah mengatakan, “Maksudnya adalah semua perbuatan yang dikhususkan hanya untuk kehidupan dunia ini seperti main-main dan senda gurau, yaitu tidak bermanfaat dan tidak tetap (kekal). Dengan penjelasan ini, sebagaimana dikatakan oleh banyak ulama’, amal-amal shalih yang dilakukan di dunia ini tidak termasuk (main-main dan sendau gurau), seperti ibadah dan perbuatan yang dilakukan untuk kebutuhan pokok dalam kehidupan.”
Referensi dr "Dunia hanya senda gurau" oleh Ustadz Abu Muslim at Atsyari di almanhaj.or
By Siswo Kusyudhanto

No comments:

Post a Comment