Wednesday, August 23, 2017

Hidayah itu mahal, karena Hidayah hanya Allah yang mengetahuinya.


Suatu ketika seorang ibu bertanya kepada Ustadz Maududi Abdullah, " ya ustadz bagaimana menarik anak saya agar mendapatkan hidayah?", lalu ustadz menjawab, " maaf ibu jika ibu menanyakan bagaimana menarik seseorang mendapat hidayah, maka saya tidak tau, karena saya bukan Allah, yang mengetahui caranya seseorang mendapat hidayah hanya Allah Azza Wa Jalla. Coba perhatikan ini, Nabi Muhammad Shallalalahu alaihi Wassalam saja tidak dapat menarik paman beliau mendapatkan hidayah, demikian juga Nabi Ibrahim juga tidak dapat menarik ayahnya mendapaatkan hidayah, atau Nabi Nuh yang tidak dapat menarik anaknya mendapatkan hidayah dan seterusnya, Jika para Nabi dan Rasul saja tidak dapat menarik seseorang mendapatkan hidayah, apalagi kita yang manusia biasa?. Hal ini menunjukkan bahwa soal hidayah itu hak mutlak dari Allah.
Nasehat saya dalam dakwah seharusnya kita bersabar dan tidak menetapkan target harus merubah pemahaman seseorang sesuai keinginan kita, karena bukan tugas kita merubah pemahaman seseorang, tugas kita hanya menyampaikan saja, selanjkutnya adalah urusan Allah, maka wajib kita doakan, meminta Allah memberikan hidayah pada orang yang kita cintai selain diri kita, waallahua'lam."
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ ٨:٥٦
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. [Al Qashash/28 : 56]
Sebab turunnya ayat ini berkaitan dengan meninggalnya Abu Thalib dalam keadaan tetap memeluk agama Abdul Muththalib (musyrik). Hal ini sebagaimana ditunjukkan hadits yang diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim, dari Ibnu Al Musayyab, bahwa bapaknya (Al Musayyab) berkata: ‘Tatkala Abu Thalib akan meninggal, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sllam bergegas mendatanginya. Dan saat itu, ‘Abdullah bin Abu Umayyah serta Abu Jahal berada di sisinya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Wahai, pamanku. Ucapkanlah la ilaha illallah; suatu kalimat yang dapat aku jadikan pembelaan untukmu di hadapan Allah,’. Akan tetapi, ‘Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahal menimpali dengan ucapan : ‘Apakah engkau (Abu Thalib) membenci agama Abdul Muththalib?’. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulangi sabdanya lagi. Namun mereka berdua pun mengulang kata-katanya itu. Maka akhir kata yang diucapkannya, bahwa dia masih tetap di atas agama Abdul Muththalib dan enggan mengucapkan La ilaha illallah. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh, akan aku mintakan ampunan untukmu, selama aku tidak dilarang”. Lalu Allah menurunkan firmanNya:
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَن يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَىٰ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ ٩:١١٣
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam”. [At Taubah/9 : 113]
Adapun mengenai Abu Thalib, Allah berfirman:
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi hidayah kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki”. [Al Qashash/28 : 56].
Referensi dr
"HIDAYAH HANYA MILIK ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA, Oleh
Abu Nida` Chomsaha Sofwan
almanhaj.or.id
By Siswo Kusyudhanto

No comments:

Post a Comment