Dibeberapa group sedang sibuk memposting soal demo Masjid Imam Ahmad Bin Hanbal di Bogor, dan ada ratusan atau ribuan share soal ini.
Kata Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas, "pada dasarnya semua masjid ini sama dimuka bumi, tidak ada kekhususan terhadap sebuah masjid kecuali yang disebutkan secara khusus dalam syariat seperti Masjidil Haram, Masjid Nabawi atau Masjidil Aqsha. Selain tiga masjid ini sama saja disisi syariat, baik pahala atau keutamaannya dalam beribadah. "
Maka semua masjid kedudukannya sama harusnya dimata setiap Muslim yang menganut pemahaman Ahlu Sunnah, termasuk dalam muliakannya, dan terlarang untuk menghinakannya dengan alasan apapun, apalagi karena beda madzhab bahkan beda pendapat soal syariat. Jadi ingat beberapa hari yang lalu Ustadz Aspri dalam kajian tafsir mengatakan, " ketika seorang muslim memasuki sebuah masjid maka dia hanya membawa iman saja, dia wajib meletakkan bendera pemahaman kelompoknya, paham politiknya dan paham-paham lainnya, karena yang dipersembahkan kepada Allah hanya keimanannya."
Di Pekanbaru ada Masjid Raudhatul Jannah, merupakan masjid berbasis kajian Sunnah, mempunyai kapasitas maksimal sekitar 5 ribu orang, sebuah masjid yang besar untuk ukuran masjid yang dibangun secara swadaya, posisi masjid ada ditengah kota dan sangat berdekatan dengan beberapa masjid lainnya, bahkan ada masjid kecil di jalan Amal mulia(belakang Masjid Raudhatul Jannah), jaraknya hanya 100 meter dari dinding Masjid Raudhatul Jannah. Namun sejauh ini tidak ada permasalahan diantara jama'ah kedua masjid atau pengurusnya, bahkan sering Jama'ah pindah2 untuk shalat dikedua masjid ini. Dan kami bersama seorang teman beberapa waktu yang lalu mensupport masjid kecil ini dengan beberapa hal, seperti membagikan buku "Sifat Shalat Nabi" atau bikin poster wudhu' untuk mereka, dan hal ini ditanggapi dengan baik, dan mereka menerima pemberian kami, meskipun diantara buku yang kami berikan bertulis "Syaikh Al Albani", dan buku-buku itu tertata rapi di rak masjid kecil itu sampai sekarang.
Alangkah indahnya jika antara masjid satu dan lainnya saling mendukung, saling share ilmu dan saling bantu kitab atau buku.
Semoga tulisan ini menginspirasi banyak orang yang membacanya, aamiin.
Kata Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas, "pada dasarnya semua masjid ini sama dimuka bumi, tidak ada kekhususan terhadap sebuah masjid kecuali yang disebutkan secara khusus dalam syariat seperti Masjidil Haram, Masjid Nabawi atau Masjidil Aqsha. Selain tiga masjid ini sama saja disisi syariat, baik pahala atau keutamaannya dalam beribadah. "
Maka semua masjid kedudukannya sama harusnya dimata setiap Muslim yang menganut pemahaman Ahlu Sunnah, termasuk dalam muliakannya, dan terlarang untuk menghinakannya dengan alasan apapun, apalagi karena beda madzhab bahkan beda pendapat soal syariat. Jadi ingat beberapa hari yang lalu Ustadz Aspri dalam kajian tafsir mengatakan, " ketika seorang muslim memasuki sebuah masjid maka dia hanya membawa iman saja, dia wajib meletakkan bendera pemahaman kelompoknya, paham politiknya dan paham-paham lainnya, karena yang dipersembahkan kepada Allah hanya keimanannya."
Di Pekanbaru ada Masjid Raudhatul Jannah, merupakan masjid berbasis kajian Sunnah, mempunyai kapasitas maksimal sekitar 5 ribu orang, sebuah masjid yang besar untuk ukuran masjid yang dibangun secara swadaya, posisi masjid ada ditengah kota dan sangat berdekatan dengan beberapa masjid lainnya, bahkan ada masjid kecil di jalan Amal mulia(belakang Masjid Raudhatul Jannah), jaraknya hanya 100 meter dari dinding Masjid Raudhatul Jannah. Namun sejauh ini tidak ada permasalahan diantara jama'ah kedua masjid atau pengurusnya, bahkan sering Jama'ah pindah2 untuk shalat dikedua masjid ini. Dan kami bersama seorang teman beberapa waktu yang lalu mensupport masjid kecil ini dengan beberapa hal, seperti membagikan buku "Sifat Shalat Nabi" atau bikin poster wudhu' untuk mereka, dan hal ini ditanggapi dengan baik, dan mereka menerima pemberian kami, meskipun diantara buku yang kami berikan bertulis "Syaikh Al Albani", dan buku-buku itu tertata rapi di rak masjid kecil itu sampai sekarang.
Alangkah indahnya jika antara masjid satu dan lainnya saling mendukung, saling share ilmu dan saling bantu kitab atau buku.
Semoga tulisan ini menginspirasi banyak orang yang membacanya, aamiin.
By Siswo Kusyudhanto
No comments:
Post a Comment