Sering kita menemui kisah pengusaha sukses dimasa lalu namun menemui kebangkrutan, atau seseorang yang kaya raya kemudian jatuh miskin, atau seorang yang kita kenal punya usaha yang sukses namun kerugian besar sehingga tutup usahanya dan seterusnya, ketahuilah kebamyakan dari mereka berakhir karena disebabkan salah satunya adalah dari perbuatan riba yang mereka lakukan.
Kenapa hal ini terjadi?, karena sesungguhnya itu terjadi disebabkan harta yang mereka miliki makin menyusut, makin sedikit dan makin sedikit pada akhirnya mereka tidak memiliki sama sekali hartanya.
Diawali mereka melakukan praktek riba dirasakan nilai yang mereka perdagangkan terasa besar, namun itu hanya tipuan setan semata agar terjerembab dalam perkara riba. Karena sejatinya riba menggerogoti hartanya, riba menjatuhkan kemuliaan namanya, riba menjerumuskan kepada kesengsaraan, riba menjauhkan seseorang dari kebahagiaan.
Hidup pelaku riba penuh dengan kesusahan, kegelisahan dan kesempitan hati menjadi penghias hari-harinya, apalagi ketika mendekati jatuh tempo pembayaran, dia dibebani riba serta hutang, dan itu sangat berat.
Seperti seseorang yang terus berlari, sudah capek, lelah dan kepayahan namun dipaksa terus berlari, dan berlari. Jika dia mulai lambat berlari maka pengejarnya yakni yang meminjaminya makin mendekat, akhirnya dia paksakan berlari dalam keadaan kecapekan dan kelelahan. Jika berhenti berlari maka para anjing akan menerkamnya, jika dia berhenti maka para pemilik pinjaman akan menerkamnya.
Dari sini, benarlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
مَا أَحَدٌ أَكْثَرَ مِنَ الرِّبَا إِلاَّ كَانَ عَاقِبَةُ أَمْرِهِ إِلَى قِلَّةٍ
“Tidak ada seorang pun yang banyak melakukan praktek riba kecuali akhir dari urusannya adalah hartanya menjadi sedikit.” [HR. Ibnu Majah, dari shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan oleh Al-Imam Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah]
Allah subhanahu wa ta’ala Dzat yang tidak akan mengingkari janji-Nya telah berfirman (artinya):
“Allah memusnahkan riba dan menumbuh-kembangkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa.” [Al-Baqarah: 276]
Jauhi riba maka hidup anda akan berbahagia, meskipun itu kehidupan yang sederhana. Karena Allah Azza wa Jalla tak sekalipun memuji dan memuliakan seseorang karena dia kaya, ataupun tidak pernah menganggap orang miskin dengan kehinaan, karena yang dinilai oleh Allah Azza wa Jalla adalah amal ibadah kita. Waallahua'lam.
Dikutip dr Ustadz Maududi Abdullah Lc.
مَا أَحَدٌ أَكْثَرَ مِنَ الرِّبَا إِلاَّ كَانَ عَاقِبَةُ أَمْرِهِ إِلَى قِلَّةٍ
“Tidak ada seorang pun yang banyak melakukan praktek riba kecuali akhir dari urusannya adalah hartanya menjadi sedikit.” [HR. Ibnu Majah, dari shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan oleh Al-Imam Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah]
Allah subhanahu wa ta’ala Dzat yang tidak akan mengingkari janji-Nya telah berfirman (artinya):
“Allah memusnahkan riba dan menumbuh-kembangkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa.” [Al-Baqarah: 276]
Jauhi riba maka hidup anda akan berbahagia, meskipun itu kehidupan yang sederhana. Karena Allah Azza wa Jalla tak sekalipun memuji dan memuliakan seseorang karena dia kaya, ataupun tidak pernah menganggap orang miskin dengan kehinaan, karena yang dinilai oleh Allah Azza wa Jalla adalah amal ibadah kita. Waallahua'lam.
Dikutip dr Ustadz Maududi Abdullah Lc.
No comments:
Post a Comment