Beberapa waktu yang lalu saya melihat di tv seseorang yang dulu dikenal sebagai anak band, dan kemudian dia telah berhijrah mengikuti firqoh tertentu diwawancari seorang reporter, diantara pertanyaan wartawan itu ada pertanyaan yang jawabannya bikin prihatin, pertanyaannya soal musik. "Bagaimana tanggapan anda mengenai hukum musik itu haram menurut beberapa kalangan umat muslim?, karena anda sekarang sedang sibuk membuat group musik Islami maka perlu saya tanyakan kepada anda", si anak band yang sedang pakai sorban gaya India itu menjawab, " yang mengharamkan musik itu mungkin belum paham benar hukum musik dan kedududkannya dalam Islam, kita maklumi saja"., subhanaallah, jawaban jahil, kalau mengatakan yang berpaham musik haram belum mengerti hukum Islam lebih mendalam, astaghfirullah, pernyataan tersebut sama saja dia menghinakan Imam Syafii dan para ulama besar yang memfatwakan musik haram. Ini tentu jawaban yang sangat bodoh, Imam Syafii hafal jutaan hadist beserta sanadnya pendapatnya mengatakan dalam Kitab Al Umm, " alat musik sama halnya dengan daging babi", ini jelas bertolak belakang dengan pernyataan si anak band, sementara si anak band mungkin baru hafal satu dua biji hadist dan mungkin sanadnya juga gak tau sama sekali.
Mendengar jawaban itu jadi ingat perkataan Ustadz Maududi Abdullah, " karena kebodohan sudah merajalela ditengah umat kita, maka mereka cenderung berimprovisasi dengan agama seakan ada sebagain urusan tidak disampaikan oleh Rasulullah, padahal semua perkara dalam agama ini telah disampaikan semuanya kepada kita, tak secuilpun perkara tertinggal, tidak sedikitpun ada perkara yang tidak ada aturannya dalam agama ini. Dengan dalih ada urusan yang belum disampaikan Rasulullah itu mereka merubah-rubah hukum dalam agama ini dengan improvisasinya, yang terjadi akhirnya mereka mencampur adukkan yang haq dan yang bathil agar terlihat samar, semisal hukum musik asalnya adalah haram, namun mereka mencoba mengIslamisasikan musik agar terasa benar dan halal."
Sesungguhnya mencampur yang hak dan yang bathil adalah larangan dalam agama ini.
Allah Ta'ala berfirman:
(وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ) [سورة البقرة 42]
"Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui." [Qs. Al-Baqoroh: 42]
✍ Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:
『 Dua kondisi yang akan selalu beriringan karena barangsiapa yang mencampur adukkan kebenaran dengan kebatilan maka dia telah menjadikan kebenaran bercampur dengan kebatilan sehingga tersamar dari yang haq sebatas apa yang tampak dari kebatilan maka jadilah bercampur aduk,
❝ dan barangsiapa yang menyembunyikan kebenaran maka dia butuh untuk mengisi tempatnya dengan kebatilan sehingga menjadi tercampur adukkan kebenaran dengan kebatilan. ❞
☝️ Dan oleh karenanya setiap orang yang menyembunyikan dari ahli kitab apa yang telah Allah turunkan maka pastinya akan tampak kebatilan, dan demikian halnya ahli bid'ah maka engkau tidak akan menjumpai seseorang pun yang meninggalkan sebagian sunnah yang wajib untuk dibenarkan dan diamalkan melainkan dia terjatuh kedalam sebuah kebid'ahan. 』
——○●※●○——
📚 Majmu' Al-Fatawa (7/137).
Referensi dr : "Jangan engkau campur yang haq dan bathil", dari Ustadz Muahmmad Abu Abdillah Al-Biribisi, di blog, ihdhinassirathalmustaqim.blog
No comments:
Post a Comment