Dari Amru bin Tsaabit diriwayatkan bahwa ia berkata:
“Tatkala Ali bin Al-Husein meninggal dunia dan orang-orang memandikan jenazahnya, tiba-tiba mereka melihat bekas-bekas menghitam dipunggungnya. Mereka lantas bertanya: “Apa ini?” Sebagian mereka menjawab: “Beliau biasa memanggul karung gandum diwaktu malam untuk dibagikan kepada orang-orang fakir di Madinah.” [“Shifatush Shafwah”II:96]
Dari Muhammad bin Ishaq, dia berkata,
“Penduduk Madinah hidup dengan makanan itu, sementara mereka tidak tahu siapa yang telah memberi makanan itu kepada mereka. Setelah Ali bin Husain meninggal dunia, maka mereka tidak lagi mendapatkan makanan pada malam hari.”
Syaibah bin Nu’amah berkata,
“Setelah Ali bin Al Husain meninggal dunia, orang-orang mendapatkan seratus keluarga yang dia santuni. Karena itulah dia dianggap orang bakhil. Pasalnya, dia menyalurkan infaq secara rahasia, sementara keluarganya mengira dia menumpuk dirham. Sebagian diantara mereka berkata, “Kami tidak pernah kehilangan shadaqah yang diberikan secara sembunyi-sembunyi hingga Ali meninggal dunia.”
Begitu mulianya kebaikan yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Hanya mengharap perhatian dari Allah ‘Azza wa Jalla semata. Tanpa mempedulikan tatapan dan ocehan makhluq at asnya.
Maka dimanakah kita dibanding akhlaq salaf ?
Referensi :
# Diambil dari: Aina Nahnu Min Akhlaqis Salaf, Penulis: Abdul Aziz bin Nashir Al-Jalil dan Baha-uddien ‘Aqiel, Edisi Indonesia: Panduan Akhlak Salaf, Penerjemah: Abu Umar Basyir Al-Medani, Editor: Abu Ihsan,Penerbit: At-Tibyan, Solo.
Semoga cerita ini dapat menjadi teladan bagi kita semua, bagaimana menyembunyikan amalan sedekah dari penglihatan orang lain, aamiin.
“Penduduk Madinah hidup dengan makanan itu, sementara mereka tidak tahu siapa yang telah memberi makanan itu kepada mereka. Setelah Ali bin Husain meninggal dunia, maka mereka tidak lagi mendapatkan makanan pada malam hari.”
Syaibah bin Nu’amah berkata,
“Setelah Ali bin Al Husain meninggal dunia, orang-orang mendapatkan seratus keluarga yang dia santuni. Karena itulah dia dianggap orang bakhil. Pasalnya, dia menyalurkan infaq secara rahasia, sementara keluarganya mengira dia menumpuk dirham. Sebagian diantara mereka berkata, “Kami tidak pernah kehilangan shadaqah yang diberikan secara sembunyi-sembunyi hingga Ali meninggal dunia.”
Begitu mulianya kebaikan yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Hanya mengharap perhatian dari Allah ‘Azza wa Jalla semata. Tanpa mempedulikan tatapan dan ocehan makhluq at asnya.
Maka dimanakah kita dibanding akhlaq salaf ?
Referensi :
# Diambil dari: Aina Nahnu Min Akhlaqis Salaf, Penulis: Abdul Aziz bin Nashir Al-Jalil dan Baha-uddien ‘Aqiel, Edisi Indonesia: Panduan Akhlak Salaf, Penerjemah: Abu Umar Basyir Al-Medani, Editor: Abu Ihsan,Penerbit: At-Tibyan, Solo.
Semoga cerita ini dapat menjadi teladan bagi kita semua, bagaimana menyembunyikan amalan sedekah dari penglihatan orang lain, aamiin.
No comments:
Post a Comment