Seseorang bertanya kepada Ustadz Maududi Abdullah," kenapa berdzikir dan bershalawat kepada Nabi kok dilarang? bukankah ini perbuatan yang baik, bukti cinta kita kepada Nabi", kata beliau, jawaban atas hal ini adalah singkat apakah perbutan atau amalan seperti itu apakah pernah diajarkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasssalam kepada kita atau tidak?, apakah hal demikian juga pernah diamalkan oleh para sahabat Nabi yang jelas sangat mencintai Nabi Muhammad Shallallahu alihi wassallam?. Jawabannya amalan berdzikir bersama-sama, dan juga berdoa bersama-sama tidak pernah diamalkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassallam ataupun para sahabatnya, jika mereka tidak pernah mengajarkan dan mengamalkan seperti itu lalu itu amalan siapa?, bukankah kita adalah pengikut Nabi MUhammad Shallallahu alaihi wassallam?, harusnya dalam segala hal kita mengikuti beliau dalam perkara agama, termasuk dalam dzikir dan mewujudkan rasa cinta kita kepada Nabi. Juga soal kecintaan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, kita belum ada apa2nya dibanding para sahabat beliau, mungkin mereka ribuan atau jutaan kali lebih cinta Nabi dari diri kita, jika terdengar adzan pada lafzadz "Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah." niscaya mereka akan menangis , terbayang kasih sayang Rasullullah, terbayang keramahan Rasulullah, terbayang marah Rasulullah, terbayang bijaknya beliau dan terbayang kenangan mereka hidup bersama Rasulullah, lalu kapan kita menangis ketika mendengar adzan dengan lafadz "Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah."?, itu bukti bahwa soal kecintaan kepada Nabi Muhammad Shallalahu alaihi Wassallam jutaan kali kita tertinggal dari kecintaan para sahabat. Jika yang paling mencintai Rasulullah saja tidak pernah melakukan amalan dzikir dan shalawat secara berjamaah, lalu siapa kita?.
Dan sebenarnya jika anda dilarang melakukan amalan seperti itu artinya sebenarnya dia kasihan kepada anda, bukan karena benci, karena dia kasihan amalan yang anda kerjakan tertolak, sebuah amalan kesia-siaan belaka, tidak ada pahala atas amalan yang sudah anda kerjakan, meskipun anda yakin dan berusaha istiqomah dalam amalan yang anda yakini itu benar, namun menjadi salah karena amalan itu tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam ataupun para sahabatnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
No comments:
Post a Comment