Dikutip dr Ustadz Maududi Abdullah:
"Banyak diantara umat muslim beragama musiman, disaat tertentu dia bersikap samina wato'na kepada syariat Allah dan RasulNya, dengar dan taati terhadap perintah Allah dan RasulNya karena dia menginginkan masuk Surga, namun disaat yang lain dia mengingkari perintah Allah dan RasulNya. Begitu seterusnya, suatu saat rajin beramal ibadah dan disaat lain dia bermaksiat, padahal kematian tidak pernah mengabari kedatangannya, kematian tidak pernah mengetuk pintu untuk menunjukkan kedatangannya, dia dapat datang sewaktu-waktu tampa pemberitahuan terlebih dahulu.
Lihat berapa banyak nyawa melayang setiap saat di laporan Kalantas Polisi karena kecelakaan, berapa nyawa hilang setiap saat di rumah sakit karena disebabkan sakit, berapa banyak nyawa melayang setiap saat dirumah dan seterusnya. Maka siapkan diri kita ketika kematian datang, siapkan diri kita dalam keadaan ketaatan kepada Allah dan RasulNya, itulah jalan selamat."
"Banyak diantara umat muslim beragama musiman, disaat tertentu dia bersikap samina wato'na kepada syariat Allah dan RasulNya, dengar dan taati terhadap perintah Allah dan RasulNya karena dia menginginkan masuk Surga, namun disaat yang lain dia mengingkari perintah Allah dan RasulNya. Begitu seterusnya, suatu saat rajin beramal ibadah dan disaat lain dia bermaksiat, padahal kematian tidak pernah mengabari kedatangannya, kematian tidak pernah mengetuk pintu untuk menunjukkan kedatangannya, dia dapat datang sewaktu-waktu tampa pemberitahuan terlebih dahulu.
Lihat berapa banyak nyawa melayang setiap saat di laporan Kalantas Polisi karena kecelakaan, berapa nyawa hilang setiap saat di rumah sakit karena disebabkan sakit, berapa banyak nyawa melayang setiap saat dirumah dan seterusnya. Maka siapkan diri kita ketika kematian datang, siapkan diri kita dalam keadaan ketaatan kepada Allah dan RasulNya, itulah jalan selamat."
Karena Ar-Rahman telah berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kami lah kalian akan dikembalikan.” (Al-Anbiya`: 35)
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
“Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (An-Nisa`: 78)
Kematian akan menyapa siapa pun, baik ia seorang yang shalih atau durhaka, seorang yang turun ke medan perang ataupun duduk diam di rumahnya, seorang yang menginginkan negeri akhirat yang kekal ataupun ingin dunia yang fana, seorang yang bersemangat meraih kebaikan ataupun yang lalai dan malas-malasan. Semuanya akan menemui kematian bila telah sampai ajalnya, karena memang:
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ
“Seluruh yang ada di atas bumi ini fana (tidak kekal).” (Ar-Rahman: 26)
Mengingat mati akan melembutkan hati dan menghancurkan ketamakan terhadap dunia. Karenanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan hasungan untuk banyak mengingatnya. Beliau bersabda dalam hadits yang disampaikan lewat shahabatnya yang mulia Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذمِ اللَّذَّاتِ
“Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian).” (HR. At-Tirmidzi no. 2307, An-Nasa`i no. 1824, Ibnu Majah no. 4258. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata tentang hadits ini, “Hasan shahih.”).
No comments:
Post a Comment