Kata Ustadz Zainal Abidin Syamsudin, cara kaum kafirin memurtadkan umat muslim bukan dengan memaksakan agama mereka pada umat muslim, namun mereka memurtadkan umat muslim dengan cara menjauhkan umat muslim dari agamanya, dengan menularkan gaya hidup kaum kafirin, melalui musik, flim, pertandingan bola, dst., semua itu untuk mengeluarkan umat muslim dari agamanya. Jika umat muslim sudah melupakan agamanya, sudah tidak tau Alquran dan hadist, maka mudah bagi kaum kafirin mengarahkan kemana mereka sukai.
Perkataan beliau sangat benar, lihat saja ketika kita menggunakan istilah panggilan "akhi"," ukthi ", "antum", "ana", jazakallah dst., istilah dalam bahasa Arab, bahasa Alquran dan hadist, dibilang ekslusif, sok alim, sok nyunnah, sok masuk surga dst. Sementara istilah barat menjadi hal biasa, padahal seharusnya ketika ada orang memanggil seseorang dengan bro, seharus diprotes namun faktanya sebaliknya tak seorangpun protes. Memakai celana cingkrang dan berhijab syar'i malah menjadi bahan olokan, sementara berpakaian mengumbar aurat justru dikagumi.
Tapi paling prihatin jika melihat banyak muslim lebih suka hadir di sebuah konser musik ketimbang hadir di kajian ilmu agama. Umat muslim lebih semangat datang ke tempat karaoke ketimbang datang ke kajian tajwid untuk betulin bacaannya. Umat muslim lebih suka datang ke acara nonton bareng bola ketimbang kajian ilmu disaat subuh, umat muslim lebih suka menyimpan uangnya di bank konvensional karena ribanya tinggi dan banyak contoh serta fakta bahwa agama ini mulai ditinggalkan umat nya.
Maka ketika menghadapi situasi seperti ini tidak ada lain lagi solusinya agar agama ini terjaga umat muslim harus kembali kepada menuntut ilmu agama yang syar'i, agar tidak mudah ditipu oleh siasat kaum kafirin, dengan ilmu agama menjauhkan umat muslim dari pemurtadan yang diinginkan kaum kafirin.
Waallahua'lam.
Perkataan beliau sangat benar, lihat saja ketika kita menggunakan istilah panggilan "akhi"," ukthi ", "antum", "ana", jazakallah dst., istilah dalam bahasa Arab, bahasa Alquran dan hadist, dibilang ekslusif, sok alim, sok nyunnah, sok masuk surga dst. Sementara istilah barat menjadi hal biasa, padahal seharusnya ketika ada orang memanggil seseorang dengan bro, seharus diprotes namun faktanya sebaliknya tak seorangpun protes. Memakai celana cingkrang dan berhijab syar'i malah menjadi bahan olokan, sementara berpakaian mengumbar aurat justru dikagumi.
Tapi paling prihatin jika melihat banyak muslim lebih suka hadir di sebuah konser musik ketimbang hadir di kajian ilmu agama. Umat muslim lebih semangat datang ke tempat karaoke ketimbang datang ke kajian tajwid untuk betulin bacaannya. Umat muslim lebih suka datang ke acara nonton bareng bola ketimbang kajian ilmu disaat subuh, umat muslim lebih suka menyimpan uangnya di bank konvensional karena ribanya tinggi dan banyak contoh serta fakta bahwa agama ini mulai ditinggalkan umat nya.
Maka ketika menghadapi situasi seperti ini tidak ada lain lagi solusinya agar agama ini terjaga umat muslim harus kembali kepada menuntut ilmu agama yang syar'i, agar tidak mudah ditipu oleh siasat kaum kafirin, dengan ilmu agama menjauhkan umat muslim dari pemurtadan yang diinginkan kaum kafirin.
Waallahua'lam.
No comments:
Post a Comment