Menaikkan kain saja masih didebat, bagaimana dengan jihad atau hal yang lebih berat?
Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam suatu waktu ada seseorang bertanya kepada Dr.Zakir Naik, " bagaimana pendapat anda soal isbal(kain menutupi mata kaki), ada sebagian Muslim menganggap itu sebuah keharusan untuk menaikkan kain, namun ada juga sebagian Muslim menganggap tidak mengapa menutup mata kaki dengan kain?", Beliau menjawab, " setiap Muslim harusnya punya sikap samina wa atho'na, dengar dan taati terhadap perkataan Allah dan RasulNya, kalau hanya perintah menaikkan kain saja masih didebatnya lalu bagaimana cinta Muslim itu yang diberikan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam?".
Benar juga perkataan beliau, kalau perintah menaikkan kain saja masih didebat juga, padahal itu perintah yang sangat ringan amalannya, bagaimana orang itu menjalankan perintah jihad harta dan nyawa yang jauh lebih berat dari sekedar menaikkan kain?.
Hadits ini dalil terlarangnya isbal bagi laki-laki, yaitu menjulurkan atau memakai pakaian hingga melebihi mata kaki. Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:
ما أسفل من الكعبين من الإزار ففي النار
“Kain yang panjangnya di bawah mata kaki tempatnya adalah neraka” (HR. Bukhari 5787).
Hadits ini bantahan telak bagi pendapat yang mengatakan bolehnya isbal jika bukan karena sombong.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengingkari sahabatnya yang isbal tanpa mengecek maksud sahabat tersebut ber-isbal karena suatu maksud yang mengandung kesombongan atau tidak. Dan ini sering beliau lakukan kepada para sahabat, diantaranya juga kepada Ibnu ‘Umar:
مَرَرْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي إِزَارِي اسْتِرْخَاءٌ فَقَالَ: يَا عَبْدَ اللَّهِ ارْفَعْ إِزَارَكَ! فَرَفَعْتُهُ. ثُمَّ قَالَ: زِدْ! فَزِدْتُ. فَمَا زِلْتُ أَتَحَرَّاهَا بَعْدُ. فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ: إِلَى أَيْنَ؟ فَقَالَ: أَنْصَافِ السَّاقَيْنِ
“Aku (Ibnu Umar) pernah melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sementara kain sarungku terjurai (sampai ke tanah). Beliau pun bersabda, “Hai Abdullah, naikkan sarungmu!”. Aku pun langsung menaikkan kain sarungku. Setelah itu Rasulullah bersabda, “Naikkan lagi!” Aku naikkan lagi. Sejak itu aku selalu menjaga agar kainku setinggi itu.” Ada beberapa orang yang bertanya, “Sampai di mana batasnya?” Ibnu Umar menjawab, “Sampai pertengahan kedua betis.” (HR. Muslim no. 2086)
Sumber referensi"isbal tidak karena sombong juga diingkari Nabi", oleh Yulian Purnama, di muslim.or.id
No comments:
Post a Comment