MAU PERCAYA BERITA HOAX ATAU BERITA YANG PASTI BENAR ?
Oleh Siswo kusyudhanto.
Penyimpangan agama dijaman ini diawali dari sikap lebih percaya hoax ketimbang berita yang sudah pasti benar. Berita yang hoax adalah datangnya dari selain Allah dan RasulNya, sebaliknya berita yang pasti benar datangnya dari Allah dan RasulNya.
Lihat saja ketika disampaikan dalil larangan riba dalam Alquran dan Hadist kepada seorang bankir, reaksinya mungkin seperti ini, "masa sih?, jangan sok suci kamu juga pelaku riba, atau dia bilang yang haram aja susah dicari apalagi yang halal?"
Atau juga ketika disampaikan kepada seorang pelaku bid'ah disampaikan hadist bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam mengatakan"kullu bidatin dholalllah ", setiap bid'ah adalah sesat, mungkin reaksinya akan mati-matian melawan hadist itu, mungkin dia akan mengatakan" kata kyaiku ada bid'ah hasanah, gak semua bid'ah adalah sesat ada juga bid'ah yang baik, atau yang paling parah yang menyampaikan perkataan Nabi itu dianggap menghina perbuatan nya.
Atau juga ketika ada seseorang yang ngalap berkah disebuah kuburan disampaikan tentang larangan berbuat syirik dari Allah dan RasulNya, kemudian dia berdalih ini khan bertawassul, kuburan hanya perantara dan semacamnya, atau dia bilang kyai saya membolehkan perbuatan ini, malah mendukungnya, sampeyan mau apa?.
Atau banyak yang orang yang tertipu berita hoax wahabi, yang katanya begini dan begitu, dibilang sesat, ulamanya Syaikh Muhammad Abdul Wahab itu orang sesat, ketika ditanyakan kepada mereka, "apakah pernah membaca kitab karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab?, mereka bilang tidak pernah membacanya sama sekali, lalu tau dari mana kalau beliau sesat?, jawabnya adalah" katanya si fulan". Sudah merobohkan masjid juga bubarkan kajian Alquran dan As Sunnah termyata gak tau apa-apa.
Jadi ingat kajian Ustadz Abdullah Zein, beliau mengatakan, "berita dijaman ini dapat merupakan berita yang benar, namun tidak sedikit juga adalah berita yang salah atau hoax. Maka bagi setiap Muslim yang terbaik adalah mempercayai berita yang sudah pasti benar yakni berita dari Allah dan RasulNya yang tertuang dalam Alquran dan Hadist. Karena sifat berita Allah dan RasulNya pasti benar maka sikap kita wajib mendengarkan dan menaatinya, samina watho'na terhadap berita yang dikabarkan oleh Allah dan RasulNya, dan tidak boleh mendebatnya serta mempertanyakan kebenarannya. Maka ketika ketika kita menerima berita yang datangnya selain dari Allah dan RasulNya, wajib bagi kita untuk mengecek kebenarannya, harus kita yakin berita ini benar baru kita percayai. Apalagi jika berita datang dari orang fasik sekalipun dia seorang yang dikenal muslim, wajib kita cek dan cek lagi kebenarannya, ditambah lagi jika berita itu datang dari orang kafir wajib kita cek secara terperinci, atau malah lebih baik kita hindari, semisal tv orang kafir atau media yang indikasinya dikelola orang kafir selayaknya kita hindari."
Allah berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].
No comments:
Post a Comment