Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian seorang bertanya kepada Ustadz Maududi Abdullah, " tadz apakah amalan tahlil kematian ini benar?", ustadz cuma menjawab, "kaidahnya jika antum menemui sebuah amalan, kembalikan lagi amalan itu kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam, karena tidak ada manusia dimuka ini memahami agama Islam sebaik beliau, jika beliau pernah amalkan maka benar, jika beliau tidak pernah amalkan dan tidak pernah diperintahkan oleh beliau jelas menyimpang dari jalan yang benar. Misal seperti tahlil kematian ini, dijaman beliau dan para sahabat ada ribuan orang mati karena perang dan sakit, namun tidak ada satupun kisah disebutkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam melakukannya, juga para sahabat nabi tidak melakukannya. Dan bagi para pembela amalan itu jika mengatakan bahwa Nabi Muhammad Shallahu alaihi Wassalam tidak melakukannya karena sibuk atau tidak sempat itu adalah pernyataan sangat jahil, perkataan seperti ini sama saja menuduh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam menyembunyikan sebuah amalan dari umatnya, dan itu jelas mustahil, semua perkara dalam agama ini telah disampaikan semua oleh beliau, tidak ada satupun tertinggal atau disembunyikan.
Bukan hanya perkara ini, perkara apapun yang antum temui maka kembalikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam untuk menilai apakah ini perkara yang benar atau salah, waallahua'lam."
Bukan hanya perkara ini, perkara apapun yang antum temui maka kembalikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam untuk menilai apakah ini perkara yang benar atau salah, waallahua'lam."
Allah Azza wa Jalla berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H) menjelaskan, “Ini merupakan nikmat Allah Azza wa Jalla terbesar yang diberikan kepada umat ini, tatkala Allah menyempurnakan agama mereka. Sehingga, mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula Nabi lain selain Nabi mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin. Sehingga, tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada yang haram kecuali yang diharamkannya, dan tidak ada agama kecuali yang disyari’atkannya. Semua yang dikabarkannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan sama sekali. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا
“Dan telah sempurna kalimat Rabb-mu (Al-Qur-an), (sebagai kalimat) yang benar dan adil …” [Al-An’aam: 115]
Maksudnya benar dalam kabar yang disampaikan, dan adil dalam seluruh perintah dan larangan. Setelah agama disempurnakan bagi mereka, maka sempurnalah nikmat yang diberikan kepada mereka.
Sumber referensi " Islam adalah agama yang sempurna", Karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas, di web almanhaj.or.id
Maka cara beragama yang benar itu mudah, tinggal ikuti yang dicontohkan Nabi Muhammad Shallalahu alahi Wassalam, insyaAllah selamat.
No comments:
Post a Comment