Oleh Siswo Kusyudhanto
Dapat cerita dari teman tentang pengalaman dia sempat diinterogasi oleh polisi di sebuah kantor Polresta, dia dibawa polisi ke sebuah ruang khusus interogasi berkaitan dengan sebuah perusakan properti pemerintah yang dilakukan temannya, sementara dia sendiri tidak melakukan tindakan tersebut, boleh dibilang dia berada diwaktu yang tidak tepat dan juga tempat yang salah, akhirnya dia berurusan dengan polisi.
Menurut penuturannya interogasi yang dilakukan polisi benar-benar menguras tenaga dan fikirannya, dilakukan non stop dari jam 10 pagi hingga jam 11 malam, dia diminta menjawab pertanyaan ada ratusan kali dan diulang-ulang, sampai dia merasa sulit untuk tidak berkata jujur.
Memang metode interogasi aparat yang berwenang menggunakan permainan psikologis, merekayasa agar saksi atau terduga pelaku kejahatan tidak merasa nyaman dan tertekan sehingga orang yang diinterogasi berkata apa adanya, seperti misal ruangan dibuat gelap, cahaya lampu juga yang redup, dan orang yang menyampaikan pertanyaan tidak saja satu orang, namun sampai beberapa orang, bahkan kadang secara bersamaan.
Memang metode interogasi aparat yang berwenang menggunakan permainan psikologis, merekayasa agar saksi atau terduga pelaku kejahatan tidak merasa nyaman dan tertekan sehingga orang yang diinterogasi berkata apa adanya, seperti misal ruangan dibuat gelap, cahaya lampu juga yang redup, dan orang yang menyampaikan pertanyaan tidak saja satu orang, namun sampai beberapa orang, bahkan kadang secara bersamaan.
Sejak saat itu teman ini merasa sangat kapok berurusan dengan polisi, kata dia" cukup sekali ini saja saja diinterogasi polisi".
Jadi bayangkan jika diinterogasi polisi saja demikian berat, dan jadi pengalaman buruk bagi seseorang, bagaimana jika seseorang diinterogasi dalam hisab kelak?.
Pasti sangat-sangat berat dalam menghadapi hisab, karena jika diinterogasi polisi seseorang dapat mengelak dan menutupi kejahatannya seperti menghilangkan barang bukti, atau dengan menyewa pengacara mahal, atau juga membuat alibi kepada polisi, atau juga mencari bekingan dan seterusnya.
Namun jika dihadapan Allah Azza wa Jalla?, dzat yang Maha Mengetahui, Maha melihat, dimana semua perkara yang kita lakukan meskipun ditempat paling sepi, dilakukan di malam gelap gulita, tidak ada saksi atas perbuatan kita, tetaplah Allah Azza wa Jalla mengetahui apa yang kita lakukan, bahkan yang kita sembunyikan didalam hati sekalipun, jika sudah demikian bagaimana mana cara kita mengelak dari hisabNya???,
Jelas mustahil. Karena pasti ada semua catatan atas perbuatan kita kelak, setiap detik, menit, jam, hari, bulan tahun, semua tercatat, tak secuilpun terlewatkan.
Jelas mustahil. Karena pasti ada semua catatan atas perbuatan kita kelak, setiap detik, menit, jam, hari, bulan tahun, semua tercatat, tak secuilpun terlewatkan.
Dalam sebuah kajian seorang ustadz menyebutkan, kelak semua catatan amalan kita akan dibuka, dan dibacakan di depan jutaan orang, jika banyak catatan amalan ibadah kita tentu tidak masalah, namun jika yang terjadi sebaliknya, yang tercatat justru banyak diisi dengan kejahatan dan perbuatan dosa kita ?, dan buruknya banyak perbuatan yang kita lupa sekalipun pasti ada catatannya, waalahua'lam.
Allah Ta'ala berfirman :
” Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban) ( Qs.Al Qiyamah : 36 )
” Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.( Qs.Al Isra : 36 )
” (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.( Qs.Qaf : 17 )
” Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.( Qs. Qaf:18 )
Sumber Referensi quransunnah.co
No comments:
Post a Comment