Oleh Siswo Kusyudhanto
Sering saya membaca status WhatsApp teman-teman dan para kenalan yang terhubung dengan sosial media yang satu ini untuk mengetahui aktifitas mereka, biasanya mereka menulis "busy", "ada", atau semacamnya.
Namun dimoment lebaran kali ini banyak status dari teman-teman di WhatsApp yang berhubungan erat dengan moment lebaran seperti ucapan selamat hari raya, soal mudik dan banyak lagi, mendadak ketika membaca status2 itu ada satu status yang mengusik saya ketika membaca status dari Ustadz Maududi Abdullah, bunyinya "selalu mengingat Allah", masyaAllah, kalimat singkat, padat dan penuh nasehat, kenapa demikian?, karena disaat-saat lebaran tentu dalam benak banyak orang akan disesaki segala pernak pernik berkaitan dengan lebaran, mulai rencana mudik kemana, makanan apa yang akan disajikan dan dimakan, skedul bertemu teman dan sanak famili, rencana Tamasya di daerah mudik dan sebagainya. Disaat fikiran dan hati dipenuhi hal-hal demikian tentu untuk mengingat Allah Ta’ala jauh lebih sulit, karena biasanya seseorang dapat mengingat Allah Ta’ala adalah disaat beramal ibadah seperti shalat, atau juga sedang menghadapi hal yang sulit dan berat dimana tidak ada jalan lain selain hanya kepada Allah Ta’ala, namun disaat sibuk bersenang-senang berlebaran tentu yang dapat mengingat Allah Ta’ala adalah orang-orang yang punya tekad kuat untuk selalu mengingatNya, semisal apakah kita masih mengingat Allah Ta’ala ketika berhadapan dengan sepiring opor ayam yang jarang kita temui dihari selain lebaran?, dan mensyukuri dapat menikmati dilebaran tahun ini?, apakah kita akan mengingat Allah Ta’ala ketika duduk disebuah acara reuni sekolah?, dan bersyukur kepada Allah Ta’ala karena masih diberikan umur untuk bersilaturahmi dengan teman sekolah?, apakah kita masih mengingat Allah Ta’ala ketika bertemu sanak famili di kampung? Dan bersyukur kepada Allah Ta’ala masih diijinkan bertemu mereka?, dan seterusnya. Sesuatu keadaan yang melalaikan dan menjadi ujian bagi kita dalam mengingat Allah Ta’ala,
waalahua'lam.
Syukron yaa ustadz atas nasehat dari status antum, sungguh menggugah dan bermakna, insyaallah sangat bermanfaat.
Namun dimoment lebaran kali ini banyak status dari teman-teman di WhatsApp yang berhubungan erat dengan moment lebaran seperti ucapan selamat hari raya, soal mudik dan banyak lagi, mendadak ketika membaca status2 itu ada satu status yang mengusik saya ketika membaca status dari Ustadz Maududi Abdullah, bunyinya "selalu mengingat Allah", masyaAllah, kalimat singkat, padat dan penuh nasehat, kenapa demikian?, karena disaat-saat lebaran tentu dalam benak banyak orang akan disesaki segala pernak pernik berkaitan dengan lebaran, mulai rencana mudik kemana, makanan apa yang akan disajikan dan dimakan, skedul bertemu teman dan sanak famili, rencana Tamasya di daerah mudik dan sebagainya. Disaat fikiran dan hati dipenuhi hal-hal demikian tentu untuk mengingat Allah Ta’ala jauh lebih sulit, karena biasanya seseorang dapat mengingat Allah Ta’ala adalah disaat beramal ibadah seperti shalat, atau juga sedang menghadapi hal yang sulit dan berat dimana tidak ada jalan lain selain hanya kepada Allah Ta’ala, namun disaat sibuk bersenang-senang berlebaran tentu yang dapat mengingat Allah Ta’ala adalah orang-orang yang punya tekad kuat untuk selalu mengingatNya, semisal apakah kita masih mengingat Allah Ta’ala ketika berhadapan dengan sepiring opor ayam yang jarang kita temui dihari selain lebaran?, dan mensyukuri dapat menikmati dilebaran tahun ini?, apakah kita akan mengingat Allah Ta’ala ketika duduk disebuah acara reuni sekolah?, dan bersyukur kepada Allah Ta’ala karena masih diberikan umur untuk bersilaturahmi dengan teman sekolah?, apakah kita masih mengingat Allah Ta’ala ketika bertemu sanak famili di kampung? Dan bersyukur kepada Allah Ta’ala masih diijinkan bertemu mereka?, dan seterusnya. Sesuatu keadaan yang melalaikan dan menjadi ujian bagi kita dalam mengingat Allah Ta’ala,
waalahua'lam.
Syukron yaa ustadz atas nasehat dari status antum, sungguh menggugah dan bermakna, insyaallah sangat bermanfaat.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ شَرَائِعَ الْإسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ ، فَأَنْبِئْنِيْ مِنْهَا بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ ؟ قَالَ : لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ
Dari ‘Abdullâh bin Busr Radhiyallahu anhu berkata, “Seorang Badui datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, ‘Wahai Rasûlullâh, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak pada kami. Beritahukanlah kepada kami sesuatu yang kami bisa berpegang teguh kepadanya ?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah lidahmu senantiasa berdzikir kepada Allâh Azza wa Jalla”
TAKHRIJ HADITS
Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya (IV/188, 190); at-Tirmidzi (no. 3375). Beliau berkata, “Hadits ini hasan gharib.”; Ibnu Majah (no. 3793) dan lafazh ini miliknya. Ibnu Abi Syaibah (X/89, no. 29944); Al-Baihaqi (III/371)
Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya (IV/188, 190); at-Tirmidzi (no. 3375). Beliau berkata, “Hadits ini hasan gharib.”; Ibnu Majah (no. 3793) dan lafazh ini miliknya. Ibnu Abi Syaibah (X/89, no. 29944); Al-Baihaqi (III/371)
Sumber: "Keutamaan berdzikir mengingat Allah Ta’ala", karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas di almanhaj.or id
No comments:
Post a Comment