Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian Ustadz Armen Halim Naro Lc Rahimahullah mengatakan :
"Kenikmatan dunia ini hanya sekejap kita nikmati, seenak apapun makanan yang kita makan hanya seluas mulut dan lidah kita, setelah makanan itu lewati kerongkongan maka kelezatan makanan itu akan ikut lenyap juga, demikian ketika kita berjima' dengan istri kita mungkin hanya beberapa menit nikmatnya kemudian akan lenyap dan digantikan rasa kelelahan, dan memang demikian sifat nikmat dunia, sangat sebentar. Lalu kenapa orang bersusah payah meraih dunia, bahkan dalam meraihnya juga sampai melakukan cara-cara zalim seperti menyuap, korupsi, dengan cara riba, mengambil hak orang lain dan seterusnya?, karena mereka melihat kenikmatan dunia adalah tujuan hidupnya.
Berbeda dengan seorang Mukmin, mereka melihat dunia adalah sarana untuk meraih surga, seorang Mukmin menjadikan dunia adalah saatnya bercocok tanam dan hasilnya kelak di akhirat, mereka selama hidupnya akan bersusah payah dalam beramal ibadah, semua itu dilakukannya untuk meraih surga yang kenikmatannya kekal abadi, mereka menjadikan surga sebagai tujuan.
Maka orang yang selama hidupnya banyak beristirahat dan bersenang-senang (memperturutkan syahwatnya didunia) kelak menjadi orang yang akan bersusah payah di akhirat, sebaliknya orang yang bersusah payah didunia dengan amal ibadah kelak adalah orang yang paling banyak istirahatnya. Waallahua'lam. "
Berbeda dengan seorang Mukmin, mereka melihat dunia adalah sarana untuk meraih surga, seorang Mukmin menjadikan dunia adalah saatnya bercocok tanam dan hasilnya kelak di akhirat, mereka selama hidupnya akan bersusah payah dalam beramal ibadah, semua itu dilakukannya untuk meraih surga yang kenikmatannya kekal abadi, mereka menjadikan surga sebagai tujuan.
Maka orang yang selama hidupnya banyak beristirahat dan bersenang-senang (memperturutkan syahwatnya didunia) kelak menjadi orang yang akan bersusah payah di akhirat, sebaliknya orang yang bersusah payah didunia dengan amal ibadah kelak adalah orang yang paling banyak istirahatnya. Waallahua'lam. "
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim no. 2392)
Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan, “Orang mukmin terpenjara di dunia karena mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan. Orang mukmin juga diperintah untuk melakukan ketaatan. Ketika ia mati, barulah ia rehat dari hal itu. Kemudian ia akan memperoleh apa yang telah Allah janjikan dengan kenikmatan dunia yang kekal, mendapati peristirahatan yang jauh dari sifat kurang.
Adapun orang kafir, dunia yang ia peroleh sedikit atau pun banyak, ketika ia meninggal dunia, ia akan mendapatkan azab (siksa) yang kekal abadi.”
Al-Munawi rahimahullah dalam Mirqah Al-Mafatih menjelaskan, “Dikatakan dalam penjara karena orang mukmin terhalang untuk melakukan syahwat yang diharamkan. Sedangkan keadaan orang kafir adalah sebaliknya sehingga seakan-akan ia berada di surga.”
Jadi bersabarlah dari maksiat dengan menahan diri. Karena dunia ini adalah penjara bagi kita di dunia. Di akhirat kita akan peroleh balasannya.
Referensi "Dunia bagai penjara bagi orang mukmin", karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Msc di Rumoysho.co
No comments:
Post a Comment