Oleh Siswo Kusyudhanto
Sedih dan prihatin lihat ada ustadz yang dengan logikanya menyakinkan jamaah dikajiannya bahwa ada bid'ah hasanah, bahkan mengatakan, "dari ujung rambut sampai ujung kaki itu Bid'ah", akibat syubhatnya banyak orang memahami bahwa fasilitas dunia juga bid'ah yang dimaksud dalam hadist. Akhirnya sering kita temui orang mengatakan, "Facebook juga bid'ah", subhanaallah.
Dalam sebuah kajian Ustadz Maududi Abdullah mengatakan, "Larangan bid'ah datang dari lisan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, bukan dari ustadz fulan, syaikh fulan dan lainnya. Tujuan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam memperingatkan bahaya bid'ah agar umatnya selamat dari amalan2 bid'ah, dan sudah dijelaskan oleh beliau sendiri perbuatan bid'ah terancam mendapat azab neraka.
Tentu yang dimaksud beliau dengan bid’ah disini adalah perkara baru dalam agama, bukan perkara baru dunia, sementara Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menyerahkan urusan dunia kepada kita, dengan jelas beliau mengatakan, "untuk urusan dunia kalian lebih mengetahui".
Misal soal haji saja, tidak ada syariatnya kita pergi haji dengan unta atau dengan kapal laut atau semacamnya, karena Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam diutus untuk menyampaikan perkara agama maka yang disampaikan beliau dalam urusan haji adalah rukun hajinya, sementara dalam mengamalkan berkaitan dengan urusan fasilitas dalam menunaikan haji, seperti sampai kesana naik apa dan segi teknis lainnya diserahkan kepada kita. Waallahua'lam. "
Tentu yang dimaksud beliau dengan bid’ah disini adalah perkara baru dalam agama, bukan perkara baru dunia, sementara Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menyerahkan urusan dunia kepada kita, dengan jelas beliau mengatakan, "untuk urusan dunia kalian lebih mengetahui".
Misal soal haji saja, tidak ada syariatnya kita pergi haji dengan unta atau dengan kapal laut atau semacamnya, karena Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam diutus untuk menyampaikan perkara agama maka yang disampaikan beliau dalam urusan haji adalah rukun hajinya, sementara dalam mengamalkan berkaitan dengan urusan fasilitas dalam menunaikan haji, seperti sampai kesana naik apa dan segi teknis lainnya diserahkan kepada kita. Waallahua'lam. "
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan,
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya,
مَا لِنَخْلِكُمْ
“Kenapa kurma itu bisa jadi jelek seperti ini?” Kata mereka, “Wahai Rasulullah, Engkau telah berkata kepada kita begini dan begitu…” Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ
“Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.” (HR. Muslim, no. 2363)
Sumber referensi almanhaj.or.id dan Rumoysho.co.
No comments:
Post a Comment