Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian seorang jamaah muslimah bertanya kepada Ustadz Maududi Abdullah tentang keadaan seorang wanita yang sudah berhijab syar'i namun akhlaknya sama saja dengan sebelum berhijab, yakni tetap buruk.
Beliau mengatakan, " Memang seharusnya bagi seorang Muslimah perbaikan dalam berpakaian juga diikuti dengan perbaikan akhlak, karena jika memberbagus cara berpakaian saja dan tidak memperbagus akhlaknya hal ini dapat membuat hijab yang dikenakan menjadi fitnah baginya, nanti dikalangan orang awam akan muncul perkataan, sama aja berhijab syar'i dan enggak, kelakukan tetap seperti itu juga. Jangan makin panjang hijabnya juga makin panjang lidahnya, yakni hijabnya sudah panjang namun masih suka menghibah dan semacamnya. Iringi perbaikan fisik juga perbaikan akhlak karena agama ini mengatur keduanya, waallahua'lam."
Beliau mengatakan, " Memang seharusnya bagi seorang Muslimah perbaikan dalam berpakaian juga diikuti dengan perbaikan akhlak, karena jika memberbagus cara berpakaian saja dan tidak memperbagus akhlaknya hal ini dapat membuat hijab yang dikenakan menjadi fitnah baginya, nanti dikalangan orang awam akan muncul perkataan, sama aja berhijab syar'i dan enggak, kelakukan tetap seperti itu juga. Jangan makin panjang hijabnya juga makin panjang lidahnya, yakni hijabnya sudah panjang namun masih suka menghibah dan semacamnya. Iringi perbaikan fisik juga perbaikan akhlak karena agama ini mengatur keduanya, waallahua'lam."
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang baik akhlaqnya.” (HR. Tirmidzi no. 1162, Abu Daud no. 4682 dan Ad Darimi no. 2792, hasan shahih)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَىَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّى مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقًا
“Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang bagus akhlaqnya.” (HR. Tirmidzi no. 2018, shahih)
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
“Sesungguhnya seorang mukmin akan mendapatkan kedudukan ahli puasa dan shalat dengan ahlak baiknya.” (HR. Abu Daud no. 4798, shahih)
مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ
“Tidak ada yang lebih berat dalam timbangan daripada akhlak yang baik, dan sesungguhnya orang yang berakhlak baik akan mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2003, shahih)
Referensi " 13 Keutamaan akhlak shalafus shaleh", karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Msc.
No comments:
Post a Comment