Oleh Siswo Kusyudhanto
Dalam sebuah kajian seorang jamaah bertanya kepada Ustadz Maududi Abdullah, "ustadz kadang kita bertemu dengan seseorang yang masih suka berbuat bid'ah, kemudian dia mendebat apa yang kita sampaikan, apakah perlu kita layani berdebat dengan dia?, atau ditinggalkan saja?, namun kalau dia kita tinggalkan apakah itu sama saja membiarkan dia berbuat kesalahan?, bagaimana ustadz baiknya? ".
Beliau menjawab," dalam agama kita terlarang berdebat, jika kita menemui seseorang demikian maka lihat, apakah orang ini mencari kebenaran atau berdebat hanya untuk mencari menang?, jika dia mencari kebenaran, dia bertanya apa yang kita ketahui, maka lanjutkan untuk berdiskusi, namun jika hanya berdebat hanya untuk bersikeras mempertahankan pendapatnya yang salah maka segera kita tinggalkan. Dan doakan saja dia agar mendapat hidayah dari Allah, sehingga dia meninggalkan perbuatan-perbuatan yang menyelisihi Sunnahnya tersebut. Allahu a’lam. "
Imam Syafi’i berkata : “Aku tidak pernah berdebat untuk mencari kemenangan”
Imam Syafi’i berkata : “Aku mampu berhujjah dengan 10 orang yang berilmu, tetapi aku pasti kalah dengan seorang yang jahil, karena orang yang jahil itu tidak pernah faham landasan ilmu”
Oleh karenanya Imam Syafi’i menasehatkan “Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi. Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati”
Iman Syafi’i juga menasehatkan, “Apabila ada orang bertanya kepadaku,“jika ditantang oleh musuh, apakah engkau diam ??”
Jawabku kepadanya : “Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya.”
“Sikap diam terhadap orang yang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan”
“Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam ?? Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong ??”
Nasehat Imam Syafi’i yang lainnya “Orang pandir mencercaku dengan kata-kata jelek, maka aku tidak ingin untuk menjawabnya. Dia bertambah pandir dan aku bertambah lembut, seperti kayu wangi yang dibakar malah menambah wangi”
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah bersabda: “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” [HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167)
Referensi mutiarazuhud.co
No comments:
Post a Comment