Oleh Siswo Kusyudhanto
Kalau pas shalat jum'at terus ada kotak lewat jadi ingat kajian Ustadz Ali Ahmad, beliau mengatakan, " Kebiasaan buruk dikalangan umat Muslim kita yakni menggunakan prinsip bisnis dalam meraih surga, yakni menggunakan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan surga setinggi-tingginya, akhirnya ketika ada kotak amal disodorkan kepadanya maka dia akan memasukkan uang kedalamnya dengan uang recehan, dan itupun dia masih berharap mendapatkan surga Firdaus, dengan sedekah uang recehan berharap surga Firdaus???, Surga paling tinggi milik Allah dengan modal recehan?. Klaau diingatkan nanti alasannya, gak apa sedikit sedekahnya asal ikhlas, akibat semboyan ini akhirnya apa saja yang membutuhkan dana berkaitan dengan dakwah sering menghadapi kesulitan, membangun mushola atau masjid sulit sekali mengumpulkan dana, untuk bikin pondok pesantren juga susah cari donaturnya, santunan dana kepada yatim piatu juga sering tersendat dan seterusnya.
Maka ganti semboyan dalam sedekah ganti dengan, Yang penting sedekah banyak asal ikhlas, jangan kebalik.
Lihat kaum salaf, para sahabat nabi patut ditiru dalam hal sedekah, mereka sedekah dalam jumlah besar dan mereka ikhlas, dan mereka yakin Allah akan ganti sedekah mereka dengan yang lebih baik lagi. Mungkin kita sulit menyaingi sedekah Abu Bakar as Siddiq Radhliyaa Anhuu dimana beliau mensedekahkan semua hartanya, tentu karena keimanan kita jauh dibawah beliau levelnya, kelas kita bukan seperti demikian namun paling enggak kita mendekati beliau dalam hal sedekah."
Maka ganti semboyan dalam sedekah ganti dengan, Yang penting sedekah banyak asal ikhlas, jangan kebalik.
Lihat kaum salaf, para sahabat nabi patut ditiru dalam hal sedekah, mereka sedekah dalam jumlah besar dan mereka ikhlas, dan mereka yakin Allah akan ganti sedekah mereka dengan yang lebih baik lagi. Mungkin kita sulit menyaingi sedekah Abu Bakar as Siddiq Radhliyaa Anhuu dimana beliau mensedekahkan semua hartanya, tentu karena keimanan kita jauh dibawah beliau levelnya, kelas kita bukan seperti demikian namun paling enggak kita mendekati beliau dalam hal sedekah."
Dari Asma’ binti Abi Bakr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padaku,
لاَ تُوكِي فَيُوكى عَلَيْكِ
“Janganlah engkau menyimpan harta (tanpa mensedekahkannya). Jika tidak, maka Allah akan menahan rizki untukmu.”
Dalam riwayat lain disebutkan,
أنفقي أَوِ انْفَحِي ، أَوْ انْضَحِي ، وَلاَ تُحصي فَيُحْصِي اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوعي فَيُوعي اللهُ عَلَيْكِ
“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.”
لاَ تُوكِي فَيُوكى عَلَيْكِ
“Janganlah engkau menyimpan harta (tanpa mensedekahkannya). Jika tidak, maka Allah akan menahan rizki untukmu.”
Dalam riwayat lain disebutkan,
أنفقي أَوِ انْفَحِي ، أَوْ انْضَحِي ، وَلاَ تُحصي فَيُحْصِي اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوعي فَيُوعي اللهُ عَلَيْكِ
“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.”
Hadits ini dibawakan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi dalam Riyadhus Shalihin pada Bab “Kemuliaan, berderma dan berinfaq”, hadits no. 559 (60/16).
Sumber referensi: " Sedekah tidak mengurangi harta", karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Msc. di rumoysho.co
No comments:
Post a Comment